![]() |
| Ilustrasi kereta api Bandung-Banyuwangi |
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember sedang menjajaki pembukaan rute baru Bandung–Banyuwangi, langsung tanpa transit.
Manajer Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, menjelaskan bahwa kajian ini dilakukan untuk layanan perjalanan pulang–pergi (PP) antara kedua kota tersebut, seperti dilansir dari berbagai pemberitaan.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya KAI menghadirkan akses transportasi langsung yang menghubungkan dua kawasan wisata utama di Pulau Jawa.
Menurut Cahyo, rute baru ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat sekaligus membuka peluang munculnya segmen wisata baru.
“Rute ini diharapkan bisa menghubungkan ujung timur Pulau Jawa melalui Stasiun Ketapang di Banyuwangi dengan pusat wisata dan budaya di Jawa Barat melalui Stasiun Bandung,” ujarnya di Jember, Jawa Timur, Rabu (5/11), dikutip dari Antara.
Belum ada tanggal resmi kapan rute tersebut direalisasikan, namun sejumlah pertanyaan muncul di perbincangan media sosial: teka-teki soal nama kereta, apakah ini perpanjangan kereta eksisting atau layanan baru, dan apakah rute akan melewati Yogyakarta atau Malang.
Kereta Bandung-Banyuwangi Tanpa Transit: Mengapa rute ini menarik dan penting?
Rencana kereta langsung dari ujung timur Pulau Jawa—Ketapang, Banyuwangi—menuju Bandung bukan sekadar soal menambah trayek.
Ini soal menghubungkan dua pusat wisata dan ekonomi dengan sekali duduk: Ijen, Pulau Merah, dan pesisir Banyuwangi di ujung timur dengan kota kreatif dan industri pariwisata di Jawa Barat.
Kalau jadi, rute ini bisa mengubah pilihan perjalanan masyarakat lintas pulau Jawa: lebih nyaman, lebih sedikit pindah kereta, dan peluang meningkatnya arus wisatawan antarwilayah.
Namun, sampai ada konfirmasi resmi dari PT KAI, semua masih dalam tahap menjajaki — kajian minat penumpang, uji kelayakan, dan pembahasan teknis.
Kapan Operasional Kereta Bandung-Banyuwangi?
Secara resmi PT KAI belum mengumuman jadwal peluncuran KA Bandung-Banyuwangi tanpa transit. Saat ini pihak KAI masih dalam tahap penjajakan dan survei.
Artinya Daop setempat mengumpulkan data dan menimbang aspek teknis — kesiapan rel, sarana, dan permintaan penumpang.
Tahapan menuju operasi komersial membutuhkan beberapa langkah, termasuk penyesuaian gapeka (grafik perjalanan), uji coba, serta keputusan tentang rangkaian dan frekuensi layanan.
Praktisnya, sampai ada pengumuman PT KAI, kamu masih harus melakukan transit jika ingin ke Bandung dari Banyuwangi—biasanya via Surabaya.
Teka-teki Nama Kereta: "KA Tangkuban Perahu" — fakta atau kabar burung?
Di dunia maya beredar spekulasi soal nama layanan untuk rute ini. Sebagian unggahan menyebut nama KA Tangkuban Perahu—mengambil ikon wisata Jawa Barat—sebagai kandidat nama.
Ada juga pembicaraan tentang komposisi rangkaian: kombinasi kelas eksekutif dan ekonomi yang cocok buat rute jarak jauh.
Nama yang tersebar bisa berasal dari ide lokal, wishful thinking netizen, atau bahkan istilah sementara dan penggemar transportasi.
Namun sampai saat tulisan ini diposting, belum ada konfirmasi resmi dari PT KAI perihal nama kereta tersebut. Nama resmi biasanya diumumkan bersamaan dengan jadwal operasional dan ketersediaan tiket.
Perpanjangan kereta eksisting vs layanan baru — dua jalan berbeda
Ada dua skenario teknis yang mungkin ditempuh PT KAI:
1. Perpanjangan layanan kereta eksisting
Sebagai contoh, kereta yang sudah melayani Ketapang–Surabaya diperpanjang sampai Bandung.
Keuntungannya: memanfaatkan nomor perjalanan dan rangkaian yang sudah ada, mungkin memerlukan penyesuaian jadwal.
Risiko: koordinasi dengan lintas Daop dan kebutuhan perawatan yang lebih intensif.
2. Peluncuran layanan baru
Jika opsi ini yang dipilih, maka KAI akan menyiapkan kereta dengan nomor dan nama baru khusus Ketapang–Bandung, dengan rangkaian yang disiapkan untuk perjalanan jarak jauh.
Keuntungannya: lebih fleksibel untuk menentukan kelas, jumlah gerbong, dan jadwal—tapi butuh investasi perencanaan & sosialisasi.
Kedua opsi memiliki alasan logis. Perpanjangan lebih cepat terwujud bila sarana memadai, sementara layanan baru cocok bila KAI ingin membangun citra dan standar layanan khusus untuk rute ini.
Pilihan rute: lewat Surabaya atau Malang?
Publik pun ramai berspekulasi soal koridor yang akan dilalui. Secara teknis, kedua jalur ini pada akhirnya akan bertemu di Yogyakarta, namun perbedaan ada pada segmen timur apakah dari Banyuwangi menuju Bandung kereta akan lewat Surabaya (utara-tengah) atau Malang (selatan)
1. Jalur lewat Surabaya (via Jombang - Nganjuk - Solo -Yogyakarta - dst)
- Banyak alternatif koneksi di Surabaya, termasuk stasiun besar seperti Gubeng dan Pasar Turi.
- Waktu tempuh relatif lebih singkat karena lintasan lebih lurus dan padat layanan reguler.
Kekurangan :
- Konsentrasi penumpang tinggi, sehingga jadwal tambahan butuh sinkronisasi dengan banyak layanan lain.
- Tidak memberikan akses baru bagi wilayah selatan Jawa Timur yang masih terbatas layanan jarak jauhnya.
2. Jalur lewat Malang (via Blitar - Tulungagung - Kediri -Nganjuk Solo - Yogyakarta - dst)
Kelebihan:
- Melewati jalur selatan yang selama ini aksesnya ke Bandung terbatas (hanya dilayani KA Malabar)
-Memberikan alternatif baru bagi penumpang di selatan Jawa Timur yang ingin ke barat tanpa ke Surabaya dulu.
Kekurangan :
- Jarak lebih panjang dan waktu tempuh lebih lama dibandingkan lewat Surabaya.
- Infrastruktur lintasan selatan perlu dipastikan siap untuk lalu lintas keret jarak jauh tambahan.
Singkatnya, jalur via Surabaya menawarkan efisiensi dan kecepatan, serdangkan jalur via Malang lebih berorientasi pada pemerataan akses dan pengembangan wilayah.
Bagaimana rute ini bisa mengubah peta perjalanan antarprovinsi
Kalau kereta api rute Bandung-Banyuwangi terealisasi, beberapa perubahan praktis yang mungkin terjadi:
* Pengurangan kebutuhan transit: wisatawan Banyuwangi–Bandung tak lagi harus ganti kereta di Surabaya.
* Pertumbuhan pariwisata antarwilayah: rute langsung memudahkan paket wisata lintas Jawa timur–barat.
* Pilihan logistik penumpang: opsi kelas dan layanan baru dapat menyasar pelancong maupun pebisnis.
Rencana PT KAI meluncurkan kereta Bandung-Banyuwangi langung tanpa transit, mengundang banyak animo di masyarakat.
Meskipun belum resmi kapan diluncurkan, namun sudah menyisakan banyak pertanyaan: apakah namanya benar "KA Tangkuban Perahu"? Akankah KAI memperpanjang layanan yang sudah ada, atau meluncurkan kereta baru? Lewat mana jalur itu akan melintasi Pulau Jawa—Yogyakarta yang pusatnya ramai atau Malang yang dekat ke asal rute? Semua pertanyaan itu tetap terbuka.
Sambil menunggu pengumuman resmi, satu hal pasti antusiasme masyarakat menunjukkan betapa pentingnya rute ini bagi konektivitas Pulau Jawa.


0 komentar:
Posting Komentar