Pemkab Banyuwangi meluncurkan Ijen Golden Route sebagai upaya merangkum dan mempromosikan “hidden gems” di lereng Gunung Ijen.
Ini adalah inisiatif branding dan paket wisata terpadu yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk merangkum rangkaian destinasi dan pengalaman di lereng Gunung Ijen — mulai dari sendang dan air terjun, jalur agro-wisata kopi/teh, spot kuliner lokal, hingga penginapan berkarakter (homestay Osing, villa rustic, dan resort kebun).
Berikut penjelasan apa itu Ijen Golden Route, alasan pembentukannya, daya tariknya, serta peluang ekonomi lokal yang ingin dicapai.
Apa itu Ijen Golden Route
Ijen Golden Route adalah ekosistem pariwisata terpadu di lereng Gunung Ijen yang dirancang untuk memperpanjang durasi menginap wisatawan.
Program ini menekankan bahwa pesona Ijen tak melulu fenomena kawah.
Ijen Golden Route menata pengalaman yang lebih santai dan mudah dinikmati oleh keluarga, pasangan, maupun wisatawan yang ingin ‘slow travel’ — menjelajah desa, mencicipi kopi di kebun, dan menginap di akomodasi milik komunitas setempat.
Pendekatan ini juga memprioritaskan ekonomi lokal dan atraksi budaya Osing.
Konsep ini juga mendorong pelaku usaha lokal—hotel, kafe, homestay, penyelenggara event, hingga UMKM—berkolaborasi dalam satu paket perjalanan.
Mengapa Banyuwangi butuh Ijen Golden Route?
1. Meningkatkan length-of-stay (durasi menginap) — Data pariwisata menunjukkan banyak wisatawan hanya singgah singkat untuk melihat Kawah Ijen. Ijen Golden Route dirancang agar wisatawan menginap lebih lama — berdampak pada konsumsi lokal (makan, belanja, jasa tour, penginapan).
2. Diversifikasi pengalaman — Menawarkan alternatif (sendang, air terjun, agro-wisata, konser alam, festival budaya) sehingga daya tarik tidak bergantung pada fenomena alam yang fluktuatif.
3. Penguatan konektivitas pemangku kepentingan — Pemerintah daerah, pelaku perhotelan, pelaku wisata desa, dan penyelenggara event diarahkan bekerja sama — sehingga promosi, paket, dan layanan menjadi lebih terpadu. (penyampaian ini disampaikan oleh perwakilan Pemkab dalam rilis terkait).
4. Nilai tambah ekonomi lokal & keberlanjutan — Dengan mendorong homestay dikelola masyarakat, event lokal, dan pembelian produk UMKM, inisiatif ini menargetkan distribusi manfaat ekonomi yang lebih merata.
Event Sebagai “Magnet” — Pengalaman yang Memperpanjang Tinggal
Salah satu strategi jangka pendek adalah menggelar event berkonsep unik untuk menarik pengunjung menginap, seperti: konser tepi sawah, festival kopi, sport tourism (Tour de Banyuwangi Ijen, Ijen Green Trail Run, Geopark Downhill), serta pertunjukan budaya (Meras Gandrung Terakota).
Konser tepi sawah dengan nuansa alam dan artis ternama menjadi salah satu diferensiasi untuk menciptakan alasan ekstra agar wisatawan menambah malam menginap.
Apa saja yang ditawarkan Ijen Golden Route?
Berikut beberapa tempat dan aktivitas yang direkomendasikan dalam Ijen Golden Route :
1. Wisata air & panorama — sendang alami seperti Sendang Seruni dan sumber air jernih Banyu Kuwung yang cocok untuk relaksasi di alam.
2. Air terjun & trekking ringan — Air Terjun Kalibendo dan Air Terjun Jagir di area perkebunan (cengkeh, karet) menjadi lokasi trekking dengan latar hutan yang rimbun.
3. Agro-wisata & kopi — kunjungan ke kebun kopi/teh, paket ngopi di kebun, serta kafe instagrammable di lereng yang menyajikan kopi khas Banyuwangi.
4. Kuliner lokal — spot kuliner di Kecamatan Licin (mis. Warung Kanggo Riko yang terkenal dengan menu Ayam Kesrut) plus berbagai kedai kopi dan warung tradisional.
5. Penginapan beragam konsep — dari homestay berbudaya Osing, villa/guesthouse rustic, hingga resort modern di tengah kebun kopi—memberi opsi untuk staycation maupun base untuk pendakian.
Dampak yang Diharapkan & Tantangan
* Dampak positif: peningkatan belanja wisatawan, lebih banyak tamu menginap, penyerapan tenaga kerja lokal, dan peningkatan omzet UMKM.
Pemkab berharap Ijen Golden Route mendorong transformasi dari kunjungan singkat menjadi ekonomi pariwisata yang lebih berkelanjutan.
* Tantangan: manajemen kapasitas (lalu lintas, sampah, konservasi kawasan), koordinasi antarpemangku kepentingan, dan menjaga keseimbangan antara kunjungan massal dan kelestarian lingkungan.
Solusi perlu melibatkan pengaturan tiket/kapasitas, pengelolaan sampah, serta pelatihan kapasitas untuk pelaku wisata desa.
Kesimpulan — Mengapa sekarang saatnya ke Ijen Golden Route?
Ijen Golden route adalah upaya strategis Banyuwangi untuk mentransformasi pengalaman wisata di lereng Ijen: dari satu tujuan (kawah) menjadi rangkaian pengalaman terpadu (alam + budaya + kuliner + event).
Bagi wisatawan yang ingin pengalaman lebih bermakna dan menenangkan — bukan sekadar ‘cetak foto Kawah Ijen’ — rute ini menawarkan alasan kuat untuk menginap lebih lama, menikmati kopi di kebun, trekking ringan, dan merasakan keramahan masyarakat Osing.
Bagi pelaku lokal, ini peluang untuk mengubah kunjungan singkat menjadi manfaat ekonomi nyata.


0 komentar:
Posting Komentar