![]() |
Kampus ISI Surakarta di Banyuwangi (via Radar Banyuwangi) |
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta secara resmi membuka kelas/perkuliahan di Banyuwangi pada 10 September 2025 — sebuah langkah strategis untuk memperkuat pendidikan seni dan pelestarian budaya di Bumi Blambangan.
Peresmian dipimpin Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan dihadiri Rektor ISI Surakarta Prof. I Nyoman Sukerna beserta tokoh-tokoh seni daerah.
Peresmian dan inagurasi mahasiswa baru menandai awal masa studi untuk tahun ajaran 2025/2026.
Kehadiran kampus ini diharapkan menjadi titik balik untuk memperkuat pelestarian dan pengembangan seni-budaya lokal melalui jalur akademik.
Latar Belakang: Dari Wacana Ke Aksi Nyata
Pendirian ISI Surakarta kelas Banyuwangi bukan sekadar penambahan lembaga pendidikan—ia adalah pengakuan akademis terhadap kekayaan budaya Banyuwangi.
Wacana pendirian kampus seni di Banyuwangi muncul sejak akhir 1990-an.
Para budayawan dan pegiat seni setempat sudah menginginkan lembaga tinggi seni yang mendidik generasi muda secara formal yang menggabungkan kajian akademis dan praktik lokal.
Hal ini bertujuan agar tradisi seperti gandrung, barong, jaranan buto, trengganis, dan kuntulan tidak hanya dipertontonkan tetapi juga diteliti, diajarkan, dan dikembangkan secara ilmiah.
Pemerintah kabupaten dan komunitas seni di Banyuwangi mendorong inisiatif ini agar generasi muda dapat belajar, meneliti, dan mengembangkan seni daerah secara berkelanjutan.
Berbagai upaya advokasi dari komunitas kebudayaan setempat, plus dukungan Pemkab Banyuwangi melalui inisiatif seperti Beasiswa Banyuwangi Cerdas dan kerja sama sejak 2016, akhirnya membuka jalan untuk kehadiran ISI Surakarta secara formal di wilayah ini.
Kehadiran kampus ini mempertemukan jalur pelestarian berbasis komunitas dengan jalur pendidikan formal.
Dukungan pemerintah daerah dan manfaat strategis
Pemkab Banyuwangi memandang kehadiran ISI sebagai kelanjutan strategi pelestarian budaya yang selama ini dilakukan lewat festival dan program budaya.
Dengan jalur akademik, harapannya adalah:
* Menguatkan DNA seni daerah melalui penelitian dan pengajaran formal.
* Melahirkan tenaga pendidik, peneliti, dan praktisi seni yang memperluas distribusi budaya ke tingkat nasional/internasional.
* Menyokong ekosistem ekonomi kreatif lokal (pariwisata, produksi seni, industri kreatif).
Bupati Ipuk menegaskan bahwa keberadaan kampus bukan hanya simbol, tapi alat strategis untuk inovasi dan keberlanjutan seni Banyuwangi.
Dampak bagi komunitas: pendidikan, budaya, dan ekonomi kreatif
Kehadiran ISI diharapkan memberikan beberapa manfaat nyata:
1. Pelestarian budaya — pengajaran formal dan penelitian akademis menjamin keberlanjutan bentuk-bentuk seni tradisi.
2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia — lahirnya akademisi, peneliti, dan praktisi seni dari putra-putri daerah.
3. Penguatan ekosistem ekonomi kreatif — karya seni, festival, pariwisata budaya, produksi kreatif (kostum, musik, film dokumenter) akan terdorong sehingga berdampak pada lapangan kerja dan UMKM lokal.
4. Link and match — peluang kolaborasi dengan industri kreatif, dinas pariwisata, dan program komunitas seni sebagai laboratorium hidup pembelajaran.
INFO AKADEMIS ISI SURAKARTA DI BANYUWANGI
Lokasi Kampus & Fasilitas Awal
Kampus ISI Surakarta kelas Banyuwangi menempati **Gedung eks-BPN** di Jalan Dr. Soetomo No. 51, Banyuwangi.
Lokasinya strategis di pusat kota yang dekat dengan fasilitas seni-budaya seperti Gesibu Blambangan, panggung terbuka, dan Gedung Juang.
Letak yang terintegrasi dengan sentra budaya memudahkan kegiatan praktik lapangan, pertunjukan, dan kolaborasi komunitas.
Fasilitas awal: gedung perkuliahan, ruang kelas, dan akses ke panggung-panggung lokal untuk praktik. Pemerintah kabupaten berkomitmen melengkapi fasilitas seiring berjalan waktu.
Program Studi & Daya Tampung
Untuk tahun akademik 2025/2026, ISI Banyuwangi memulai dengan Fakultas Seni Pertunjukan yang menampung dua Program Studi S1:
* Etnomusikologi (studi musik tradisi, antropologi musik, praktik tabuhan lokal) dengan kuota awal 20 mahasiswa.
* Tari (koreografi, tradisi tari lokal, teknik tari klasik & kontemporer) dengan kuota awal 20 mahasiswa.
Pembukaan dua prodi ini merupakan langkah awal (PSDKU) yang akan dikembangkan secara bertahap menuju pembukaan program studi lain seperti Desain Komunikasi Visual (DKV), Film & Televisi, Batik, dan lain-lain sebagaimana perencanaan ISI Surakarta.
Kurikulum, Pengajar, dan Kolaborasi Lokal
* Kurikulum: merujuk standar kampus pusat ISI Surakarta, namun dikustomisasi untuk mengangkat kearifan lokal Banyuwangi — mata kuliah praktik dan teori memuat unsur budaya setempat sehingga mahasiswa belajar sekaligus menjadi pelestari.
* Pengajar: kombinasi dosen ISI Surakarta (akademik) dan praktisi lokal / maestro seni (pengajar tamu dan dosen praktisi).
Nama-nama maestro lokal yang disebut akan terlibat antara lain Subari Sufyan, Suko Prayitno, M. Ikhwan, Adlin Mustika Alam, serta musisi tradisi setempat.
Komposisi tenaga pengajar awal yang dilaporkan melibatkan puluhan dosen kombinasi pusat dan lokal.
* Model pembelajaran: blended—kuliah teori, studio praktik, penelitian lapangan, residensi seni di komunitas, dan pertunjukan publik sebagai bagian dari penilaian.
Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB)
Perkuliahan perdana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta di Kampus Banyuwangi (Kabarbaik.co) |
-
Tahun ajaran: 2025/2026 — kelas Banyuwangi mulai aktif perkuliahan tahun ini.
-
Periode pendaftaran: dibuka sejak Mei 2025 melalui jalur mandiri (pelaksanaan PMB sepenuhnya kewenangan ISI Surakarta).
-
Tahapan seleksi: biasanya meliputi pendaftaran administrasi, seleksi portofolio, dan/atau tes praktik (audisi) sesuai ketentuan prodi — namun rincian teknis (syarat dokumen, jadwal seleksi, biaya, batas pendaftaran) ditetapkan oleh ISI Surakarta.
-
Saran persiapan pendaftar:
-
Siapkan fotokopi ijazah/transkrip terakhir (sesuai persyaratan), KTP, pasfoto.
-
Portofolio: rekaman penampilan, dokumentasi karya, atau komposisi musik (untuk prodi etnomusikologi).
-
Latihan audisi: siapkan materi tarian/komposisi pendek untuk seleksi praktek.
-
Surat rekomendasi dari guru/penanggung jawab kesenian bisa membantu.
-
Jika berminat beasiswa (mis. program daerah), siapkan dokumen pendukung sesuai ketentuan beasiswa.
-
Karena persyaratan teknis bisa berubah, cek pengumuman resmi ISI Surakarta atau hubungi panitia PMB untuk informasi terbaru sebelum mendaftar.
Jalur pendaftaran
ISI Surakarta membuka jalur pendaftaran yang meliputi SNBP/SNBT (sesuai mekanisme nasional) dan jalur mandiri (Seleksi Mandiri / PMB ISI)
Untuk kelas Banyuwangi pendaftaran jalur mandiri diumumkan mulai Mei 2025. Detail teknis pendaftaran (akun pendaftar, unggah portofolio, jadwal seleksi) dikelola lewat laman SPMB ISI Surakarta dan SIPADU ISI.
Calon pendaftar disarankan mengunjungi laman resmi ISI Surakarta atau kontak fakultas terkait untuk persyaratan, jadwal seleksi, dan alur pendaftaran.
Untuk informasi akurat terkait kuota dan jalur seleksi, selalu cek pengumuman resmi ISI.
Beasiswa & dukungan lokal
-
Program Beasiswa Banyuwangi Cerdas yang sudah berjalan sejak 2016 menjadi salah satu jalur dukungan bagi pelajar Banyuwangi; ISI Surakarta diharapkan menjadi salah satu pilihan bagi penerima beasiswa tersebut.
-
Pemkab menjanjikan dukungan fasilitas dan anggaran untuk pengembangan kampus; calon mahasiswa putra/putri daerah bisa memantau peluang beasiswa daerah dan bantuan lain.
Calon penerima beasiswa perlu mengikuti proses seleksi terpisah.
Panduan Dan Tips Bagi Calon Mahasiswa
1. Persiapkan portofolio (karya tarian, rekaman musik tradisi, dokumentasi pertunjukan) untuk jalur seni.
2. Pelajari budaya lokal Banyuwangi (gandrung, tabuhan, tari tradisi) sebagai nilai tambah saat seleksi.
3. Cek pengumuman resmi ISI Surakarta untuk tata cara pendaftaran, jadwal, dan persyaratan administrasi.
4. Kontak dan sumber informasi resmi (disarankan)
* Laman resmi ISI Surakarta — untuk pengumuman PMB dan tata kelola akademik.
* Pengumuman Pemerintah Kabupaten Banyuwangi / Dinas Kebudayaan & Pariwisata — untuk kolaborasi daerah dan fasilitas.
Pembukaan dan peresmian ISI Surakarta kelas Banyuwangi adalah langkah strategis yang memadukan aspirasi komunitas seni lokal dengan kapasitas akademik nasional.
Dengan dukungan pemerintah, maestro lokal, dan kampus pusat, kesempatan bagi generasi muda Banyuwangi untuk belajar seni secara formal semakin terbuka — menjanjikan kelanjutan warisan budaya sekaligus peluang ekonomi kreatif yang lebih luas.
0 komentar:
Posting Komentar