FESTIVAL GANDRUNG SEWU 2024 BERTEMA PAYUNG AGUNG, WUJUD KEBERAGAMAN BUDAYA BANYUWANGI

ilustrasi image Gandrung Sewu 2024 Payung Agung
Ilustrasi Gandrung Sewu 2024 versi AI.



Festival Gandrung Sewu 2024 bertajuk Payung Agung berlangsung meriah, melibatkan 1.350 penari Gandrung dan berlangsung selama 3 hari. Festival tahunan yang banyak ditunggu-tunggu ini memang menjadi salah satu acara budaya Banyuwangi yang paling dinanti oleh masyarakat dan wisatawan baik lokal maupun asing. 

Terlebih sejak 2023 festival ini sudah masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN),  yaitu kalender wisata Kemenparekraf untuk meningkatkan minat kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke berbagai destinasi wisata di Indonesia. Dilansir dari berbagai sumber berikut keseruan Gandrung Sewu 2024 yang bertemakan"Payung Agung".

Festival Gandrung Sewu adalah salah satu acara budaya tahunan terbesar di Banyuwangi, Jawa Timur. Festival ini menampilkan tarian Gandrung, tarian tradisional khas Banyuwangi, yang dilakukan oleh ribuan penari di sepanjang pantai Boom. 

“Gandrung” sendiri berarti "terpesona" atau "jatuh cinta," dan awalnya adalah sebuah tarian yang melambangkan rasa syukur masyarakat agraris atas hasil panen yang melimpah. Disebut Gandrung Sewu karena melibatkan lebih dari seribu penari Gandrung. Dalam Bahasa Jawa, sewu berarti seribu.

Seperti namanya, festival tari dan musik terbesar di Bumi Blambangan—julukan untuk Banyuwangi—ini adalah pertunjukan kolosal yang melibatkan lebih dari 1.000 penari Gandrung dalam setiap penampilannya.


Gandrung Sewu 2024 mengangkat keberagaman budaya yang harmonis di Banyuwangi di bawah tajuk Payung Agung (Antarafoto)


Festival ini biasanya diadakan pada bulan Oktober, menarik banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri karena keindahan koreografi yang megah serta jumlah penari yang mencapai seribu orang lebih. 

Selain tari Gandrung, festival ini juga menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya Osing, suku asli Banyuwangi. 

Setiap tahun, festival ini mengangkat tema tertentu yang merepresentasikan kisah sejarah, budaya, atau kisah-kisah rakyat Banyuwangi, menambah daya tarik dengan latar alam pantai yang spektakuler. Untuk tahun 2024, Festival Gandrung Sewu mengambil tema "Payung Agung".

Festival Gandrung Sewu tidak hanya memperkaya seni dan budaya lokal, tapi juga menjadi momentum besar dalam pengembangan sektor pariwisata Banyuwangi, yang dikenal sebagai "Sunrise of Java."



Makna Payung Agung


Penampilan penari Gandrung Sewu 2024 (Facebook@manda.karlia)


"Payung Agung" menjadi tema utama dalam pagelaran Gandrung Sewu 2024. Tema ini menggambarkan keragaman budaya yang hidup harmonis di Banyuwangi, sebuah kota yang dihuni oleh berbagai etnis seperti Osing, Jawa, Bali, Mandar, dan Madura. 

Dengan mengusung tema "Payung Agung – The Diversity of Culture," Gandrung Sewu kali ini menjadi jendela yang menampilkan keindahan keragaman budaya Nusantara yang ada di Banyuwangi.
Diikuti 1.350 Penari, Festival Berlangsung 3 Hari

Dalam tarian kolosal ini, berbagai gerakan dan musik dari tiap etnis disajikan, mencerminkan keunikan budaya di Banyuwangi. 

Gandrung Sewu "Payung Agung" adalah simbol keelokan keragaman budaya yang hidup di Banyuwangi, di mana tradisi dan nilai kehidupan saling berinteraksi. Meskipun beragam, setiap suku hidup berdampingan, saling menghargai, menghormati, dan mendukung satu sama lain.




Penampilan dalam festival ini menceritakan kehidupan harmonis para penari Gandrung dari berbagai suku di Banyuwangi. Para penari menarikan tarian-tarian khas dari masing-masing suku, diiringi lagu daerah mereka. Hal ini menjadi atraksi menarik yang memvisualisasikan seni budaya dari berbagai suku dalam koreografi yang apik, semuanya berada di bawah "payung" besar Gandrung Sewu.

Pagelaran kolosal Gandrung Sewu tahun ini juga menggambarkan harmonisasi antar suku di Banyuwangi, serta upaya mereka menjaga persatuan di tengah perbedaan. 

Tokoh Umar Moyo, yang bijaksana, dimunculkan dalam sendratari untuk menjaga keharmonisan antar suku. Ribuan penari Gandrung membentuk berbagai formasi apik, yang mendapat tepuk tangan meriah dari ribuan penonton yang hadir.

Diikuti 1.350 Penari, Festival Berlangsung 3 Hari

Gemulai dan seiramanya gerakan penari Gandrung Sewu 2024 (Facebook @koboikota.koboikota.9)


Festival Gandrung Sewu 2024 berlangsung selama tiga hari, dari 24 hingga puncaknya pada 26 Oktober, sebagai bagian dari agenda budaya tahunan Banyuwangi. 

Rangkaian acara dimulai dengan Festival Padang Ulanan di Pantai Boom Marina pada Kamis, 24 Oktober 2024, menampilkan berbagai kesenian tari Bumi Blambangan oleh seniman cilik Banyuwangi, seperti Tari Gandrung Gurit Mangir, Tari Cunduk Menur, Jakripah, Sorote Lintang, Paju Gandrung, dan Jaranan Buto.

Pada hari Jumat, 25 Oktober 2024, diselenggarakan tradisi "Meras Gandrung"—sebuah ritual yang harus dilalui seorang penari Gandrung untuk diakui sebagai penari profesional, disusul dengan pertunjukan Wayang Gagrak Banyuwangi di malam harinya.




RITUAL MERAS GANDRUNG

Sehari sebelum perhelatan seni kolosal Gandrung Sewu, para penampil yang terdiri dari 1.350 penari Gandrung mengikuti tradisi ritual yang disebut "Meras Gandrung." 

Ritual ini merupakan serangkaian prosesi yang harus dilalui para penari sebelum dinyatakan layak sebagai penari Gandrung profesional. Upacara ini dipimpin oleh penari Gandrung senior dari Banyuwangi. 

Dalam prosesi Meras Gandrung, setiap penari harus melewati berbagai ujian. Hal ini dikarenakan seorang Gandrung tidak hanya dituntut untuk pandai menari, tetapi juga harus mampu menyanyi sebagai sinden. 

Setelah dinyatakan lulus, para penari menjalani ritual minum ramuan gurah suara - disebut "pupuh", yang bertujuan untuk membersihkan tenggorokan dari dahak dan riak, sehingga suara mereka menjadi lebih jernih. 

prosesi pupuh dalam Meras Gandrung
Prosesi pupuh dalam Meras Gandrung (ss Youtube @aldhystywn)

Ramuan ini dibuat secara khusus yang terbuat dari kunir, daun lobok, wortel dan bawang putih, dan diteteskan melalui hidung - dipupuh, sebuah proses yang menimbulkan rasa sakit bagi para penari Gandrung. 

Prosesi Meras Gandrung diakhiri dengan pemakaian "Omprog" pada penari gandrung. Omprog adalah mahkota dengan hiasan yang terbuat dari janur, daun pisang muda, dan bunga segar.

Meras Gandrung ini menjadi tahap penting yang menandai kesiapan seorang penari untuk tampil perdana sebagai Gandrung.


Puncak acara Gandrung Sewu 2024 menampilkan 1.350 penari dalam sendratari "Payung Agung" di Pantai Boom Marina, Banyuwangi. 

Para penari terdiri dari pelajar SD hingga SMA se-Kabupaten Banyuwangi yang lolos seleksi. Selain itu, ada 200 penari cilik yang turut memeriahkan acara, serta 20 penari dari daerah sekitar seperti Kediri, Bali, Jember, Probolinggo, dan Sidoarjo, yang mengikuti seleksi ketat untuk berpartisipasi.

Para penari Gandrung ini merupakan hasil seleksi tingkat kecamatan di Banyuwangi dan telah menjalani latihan intensif selama dua bulan guna mempersiapkan penampilan mereka dalam ajang bergengsi ini. 

Gandrung Sewu 2024 menyandang tema Payung Agung benar-benar menjadi perhelatan akbar yang memamerkan kekayaan budaya Banyuwangi kepada dunia.


Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top