WACANA DUA JALUR TOL PROBOWANGI : LEWAT SITUBONDO ATAU JEMBER ?

wacana tol Probowangi dua jalur
Ilustrasi tol Probowangi

Update lengkap pembangunan Tol Probolinggo–Banyuwangi (Tol Probowangi) setelah ruas sampai Besuki: progres terkini, dua opsi jalur menuju titik akhir di Banyuwangi (melalui Situbondo atau Jember), manfaat, tantangan, dan dampak sosial-ekonomi. 

Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi (Probowangi) adalah proyek infrastruktur strategis yang akan menghubungkan ujung timur Pulau Jawa dengan jaringan Tol Trans-Jawa. 

Setelah seksi awal sampai Besuki (Situbondo) mulai terlihat fisiknya, muncul wacana penting: pemerintah kini mengkaji dua opsi trase untuk melanjutkan tol menuju titik akhir di Banyuwangi — melewati jalur utara (Situbondo) atau dialihkan ke jalur selatan (Jember). 

Artikel ini merangkum data terbaru berbagai sumber, menjelaskan perbedaan teknis & manfaat kedua opsi, meninjau status pembangunan saat ini, serta melihat implikasi ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi Banyuwangi dan kawasan sekitarnya. 



Ringkasan 'Singkat Proyek Tol Probowangi


Tol Probowangi (Tol Probolinggo–Banyuwangi) adalah bagian dari jaringan Trans-Jawa yang menghubungkan Probolinggo sampai ujung timur Jawa, Banyuwangi. 

Panjang total Probowangi diperkirakan ~175,46 km, dibagi menjadi dua tahap: Tahap 1 (Gending–Besuki ≈ 49,68 km) dan Tahap 2 (Besuki–Banyuwangi ≈ 126,10 km). 

Tahap 1 sudah masuk konstruksi dan direncanakan menghubungkan ke jaringan tol Trans-Jawa. 

Pemerintah menegaskan proyek ini sebagai prioritas pengerjaan infrastruktur yang diharapkan meningkatkan konektivitas, efisiensi logistik, dan pariwisata di Jawa Timur. 

Salah satu tujuan utama proyek ini adalah memangkas waktu tempuh Probolinggo–Banyuwangi dari sekitar 4–5 jam via jalan arteri menjadi sekitar 2 jam lewat tol. 

Progres Terbaru 

Tahap 1 (Gending–Besuki)

Fisik pekerjaan konstruksi telah berjalan dan progresnya signifikan; beberapa paket ruas telah mencapai persentase kemajuan yang tinggi, dan bagian awal bahkan telah difungsikan sementara pada momen libur tertentu (Nataru, Lebaran) untuk menguji fungsi. 

Menurut keterangan resmi Kementerian PUPR, pembebasan lahan untuk Tahap 1 telah mencapai >99% sehingga konstruksi dapat dipercepat dan ditargetkan selesai pada kuartal IV 2025 untuk beberapa ruas fungsional awal, dengan beberapa gerbang tol utama: Kraksaan, Paiton, Besuki). 

Besuki Interchange

Titik simpang susun (interchange) di Besuki merupakan salah satu lokasi kunci — konstruksi simpang susun dan jembatan di Besuki sudah terlihat dan menjadi salah satu 'wajah' proyek yang paling jelas di lapangan. 

Perkembangan di Besuki menunjukkan bahwa fisik tol dari barat menuju titik ini semakin nyata. 



Wacana Dua Jalur Probowangi

Dilansir dari pemberitaan Radar Banyuwangi (2/11/2025) berdasarkan pernyataan Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah Agraria dan Tata Ruang Kemenko, Infra Nazib Faisal, ada dua opsi kelanjutan tol Probowangi setelah tuntas sampai Besuki.

Untuk kelanjutan tol sampai titik akhir di Banyuwangi, ada dua jalur alternatif yang sedang dikaji, yakni melalui wilayah utara (Situbondo) atau ke selatan melewati Jember.

Kedua opsi tersebut sedang dilakukan kajian dari berbagai aspek.sisi teknis, efisiensi, serta dampak sosial dan lingkungannya.



Mengapa muncul wacana dua jalur?

Pemerintah pusat (melalui Kemenko Infrastruktur dan pemangku kepentingan teknis) sedang meninjau ulang trase tahap lanjut karena beberapa faktor:

1. Pertimbangan teknis/topografi

Jalur utara (Situbondo) memiliki medan pesisir dan beberapa lahan datar, sedangkan jalur selatan (Jember) melewati daerah pegunungan dan lembah yang mungkin memerlukan terowongan/viaduk berbeda. 

Evaluasi teknis ini penting untuk menentukan biaya konstruksi, waktu, dan tantangan teknis. 

2. Efisiensi ekonomi & konektivitas

Opsi lewat Jember dapat membuka konektivitas ke pusat-pusat industri/perdagangan di selatan dan memperpendek rute ke beberapa wilayah penghasil pertanian/perkebunan, sementara opsi Situbondo lebih langsung ke jalur pantai utara dan pelabuhan. Pertimbangan distribusi ekonomi lokal dan nasional turut mempengaruhi kajian. 

3. Dampak sosial & lingkungan

Perubahan trase akan mengubah lokasi pembebasan lahan, mempengaruhi komunitas dan kawasan sensitif lingkungan. Analisis AMDAL dan dialog publik menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan. 



Lewat Situbondo atau Jember ?

Berdasarkan pemberitaan Radar Banyuwangi, Poin yang sedang hangat: pemerintah masih mengkaji dua opsi rute kelanjutan menuju Banyuwangi — rute utara lewat Situbondo (coastal) atau rute selatan lewat Jember (menuju bagian interior). 

Kajian ini memerhatikan aspek teknis, biaya, waktu tempuh, dampak lingkungan, dan konektivitas ke pelabuhan/akses utama di Banyuwangi. 



Pertimbangan Tiap Opsi

Pemerintah saat ini melakukan kajian teknis dan lingkungan untuk menentukan rute final yang paling optimal dengan memerhatikan aspek teknis, biaya, waktu tempuh, dampak lingkungan, dan konektivitas ke pelabuhan/akses utama di Banyuwangi. 

Keputusan akhir biasanya mempertimbangkan pula masukan pemerintah daerah, pelaku bisnis logistik, hasil studi AMDAL, dan mungkin faktor politis juga. 

Perbandingan ringkas: Situbondo (utara) vs Jember (selatan)

A. Trase Situbondo (jalur utara — rencana awal)

* Kelebihan: Lebih sejalan dengan rencana awal Probowangi dan langsung melintasi pantai utara yang menghubungkan sejumlah pusat populasi di pesisir; kemungkinan pembebasan lahan relatif lebih terencana; memudahkan rute wisata pantai-pantai utara.

Sejalan dengan rencana awal Probowangi. Cenderung lebih pendek mengikuti pantai utara, memudahkan akses ke jalur wisata pesisir Situbondo–Banyuwangi dan 

Serta kemungkinan terhubung lebih langsung ke rute menuju Pelabuhan Ketapang.

* Kekurangan: Ada tantangan bentang alam pesisir, keramahan lingkungan, serta keterbatasan ruang di dekat kawasan permukiman/daerah sensitif. 

Beberapa segmen pesisir rawan banjir/rob atau tanah lunak yang memerlukan desain khusus dan mitigasi drainase; akses ke pusat selatan Jember masih harus tersambung lewat jaringan jalan non-tol. 



B. Trase Jember (jalur selatan — opsi pengalihan)

* Kelebihan: Potensi lebih besar dan lebih adil karena melibatkan 4 kabupaten (Situbondo, Bondowoso, Jember dan Banyuwangi)

Membuka akses langsung ke kawasan selatan Jawa Timur, dan potensi untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah yang lebih terpencil; bisa mengurangi jarak bagi arus logistik tertentu.

* Kekurangan: Rute ini bisa lebih panjang dan membutuhkan penanganan topografi (pegunungan/lereng), serta kajian AMDAL yang ketat. 

Medan lebih berbukit, menuntut biaya konstruksi lebih tinggi (terowongan, jembatan), serta risiko geologi/longsor yang perlu mitigasi teknis besar; perubahan trase memerlukan kajian lingkungan dan sosialisasi ulang pembebasan lahan. 



Manfaat Tol Banyuwangi

Dampak tol Probowangi yang bisa dirasakan Banyuwangi & daerah sekitar :

1. Percepatan arus logistik

Konektivitas tol akan menurunkan biaya dan waktu pengiriman barang ke dan dari Banyuwangi, baik untuk komoditas pertanian, perikanan, maupun industri kecil menengah. 

2. Pariwisata

Banyuwangi sebagai gerbang timur Jawa memiliki potensi pariwisata besar (Ijen, pulau-pulau, dan wisata budaya). Tol yang lebih cepat akan memudahkan wisatawan darat, tetapi juga menuntut kesiapan fasilitas pariwisata untuk mengantisipasi peningkatan kunjungan. 

3. Pergeseran pusat pertumbuhan

Jika trase dialihkan ke Jember, pusat-pusat perekonomian di selatan Jawa Timur dapat tumbuh lebih cepat, namun daerah pantai utara Situbondo mungkin perlu strategi kompensasi (mis. konektivitas feeder road). 

4. Sosial & lingkungan

Pembebasan lahan dan pekerjaan konstruksi dalam skala besar akan mempengaruhi kelangsungan hidup sebagian komunitas; perlu program relokasi, kompensasi, dan mitigasi dampak lingkungan yang transparan. 



Proyek Tol Probowangi sudah menunjukkan hasil nyata hingga Besuki dan beberapa paket diperkirakan fungsional pada akhir 2025. 

Probowangi adalah proyek transformasional untuk timur Jawa dan Banyuwangi — melanjutkan setelah Besuki membuka dua skenario yang masing-masing punya keuntungan dan tantangan sendiri. 

Keputusan akhir (Situbondo atau Jember) sebaiknya didasarkan pada proses kajian komprehensif: teknis, ekonomi, sosial, dan lingkungan. 


Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar


Scroll to top
close