![]() |
Yosomulyo Menari mengukuhkan desa Yosomulyo sebagai Desa Penari di Banyuwangi (ss Youtube @jtvbanyuwangiofficial) |
Kalau selama ini Anda bertanya-tanya, dimana sebenarnya letak Desa Penari di Banyuwangi, jangan ragu datanglah ke Yosomulyo. Disini tempatnya!
Di sebuah lapangan desa yang biasa dipakai untuk berkumpul dan bermain, terbit sebuah babak baru bagi identitas kolektif: pada Minggu, 14 September 2025, Desa Yosomulyo berubah menjadi lautan gerak.
Pagelaran kolosal Yosomulyo Menari 2025 ini berlangsung meriah, melibatkan sekitar 1.300 warga — anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia — menari serempak, disaksikan ribuan pengunjung yang memadati lapangan.
Menorehkan momen yang tak terlupakan, dan menjadi bukti hidupnya tradisi serta semangat gotong royong di desa.
Yang membuatnya luar biasa bukan hanya jumlahnya, melainkan asal semua penari: mereka semua adalah warga desa — bukan penampil profesional.
Ribuan langkah itu lahir dari latihan di gang, halaman rumah, dan pos RW; setiap RT mengirimkan wakilnya, berlatih terpisah lalu menyatu dalam satu gerak yang harmonis.
![]() |
Salah satu penari Yosomulyo Menari (ss Youtube @jtvbanyuwangiofficial) |
Di setiap hentakan dan senyum ada cerita gotong royong: latihan berbulan-bulan di RT/RW, jahitan kostum yang dikerjakan tetangga, hingga penggalangan dana swadaya untuk panggung dan tata suara.
Proses itu sendiri menjadi ruang silaturahmi dan pendidikan kebersamaan.
Pembiayaan acara sepenuhnya berasal dari swadaya masyarakat: kostum, panggung, hingga kebutuhan teknis — sebuah model partisipasi yang menegaskan Yosomulyo Menari sebagai festival rakyat sejati: inklusif, mandiri, dan sangat “milik bersama”.
Semangat itu dirangkum lewat tema acara, “Holopis Kuntul Baris” — metafora gerak bersama yang menegaskan bahwa kekuatan sebuah komunitas lahir dari kebersamaan.
![]() |
Ribuan warga tampil dalam Yosomulyo menari 2025 (via Rri.co.id) |
Kepala Desa dan unsur pemerintah hadir berdampingan memberi penghargaan atas kerja kolektif warga.
Wakil Bupati Banyuwangi memberi pujian atas harmonisasi yang tercipta; pemangku kebijakan menyaksikan sendiri bahwa inisiatif rakyat bisa menjadi wajah baru sebuah wilayah.
Kehadiran mereka memperkuat pesan: budaya lokal yang dikelola masyarakat dapat membuka jalan bagi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
![]() |
Salah satu fragmen Yosomulyo Menari (ss Youtube @jtvbanyuwangiofficial) |
Fragmentasi tari yang menampilkan Cahkilan, Janthilan, sampai kreasi keagamaan, tidak hanya memperkaya tampilan visual; setiap segmen adalah narasi tentang kerukunan dan kehidupan majemuk Yosomulyo.
Puncak acara — ketika ribuan penari menyatu dalam Tari Merujuk — adalah momen simbolik: kostum warna-warni berpadu gerak serempak, melahirkan panorama yang memproyeksikan harapan dan doa bagi kesejahteraan desa.
Lebih dari estetika, festival ini menjadi mesin pemberdayaan. Puluhan pelaku UMKM lokal memanfaatkan gelaran untuk mempromosikan kuliner dan kerajinan — omzet kecil yang bermakna bagi keluarga pelaku usaha.
Model partisipasi yang sepenuhnya bersumber dari swadaya masyarakat menjadikan Yosomulyo Menari contoh nyata festival rakyat: inklusif, mandiri, dan sarat rasa memiliki.
Pesan yang tersisa sederhana namun kuat: sebuah desa tidak butuh menunggu hadiah dari luar untuk bersinar.
Ketika warga bergerak bersama, identitas lahir, ekonomi bergerak, dan cerita desa berubah menjadi magnet.
Yosomulyo kini mantap menapaki jalan sebagai “Desa Penari” — bukan sekadar label, melainkan janji kolektif yang lahir dari latihan, tawa, dan tekad bersama.
Datanglah suatu hari — saksikan sendiri bagaimana budaya menjadi nadi sebuah komunitas. Atau, jika Anda bagian dari desa lain, biarkan Yosomulyo menginspirasi: mulai dari langkah kecil di gang rumah hingga tarian yang menyatukan ribuan jiwa, semua mungkin ketika gotong royong menjadi napas bersama.
Semoga kisah ini menginspirasi desa‑desa dan komunitas lain, bahwa kekuatan terbesar bukanlah di tangan satu orang, melainkan dalam kekompakan banyak orang yang percaya bahwa budaya dan gotong royong bisa menyatukan.
0 komentar:
Posting Komentar