KUY JELAJAHI ALAS PURWO, JANGAN SAMPAI MELEWATKAN SPOT CANTIK INI

Banyuwangi beruntung dikelilingi tiga taman nasional, bahkan dua diantaranya berada dalam wilayahnya. Salah satu taman nasional yang wajib dikunjungi saat kamu traveling ke Banyuwangi adalah Alas Purwo. Mengapa? Ada beberapa alasan mengapa Alas Purwo yang berada di wilayah selatan ini harus masuk list rencana perjalananmu selama di Banyuwangi.

Jelajah Alas Purwo.
Pantai Pancur di kawasan Alas Purwo.

Pertama, status Taman Nasional Alas Purwo  yang istimewa. Taman ini berstatus sebagai Geopark nasional sejak tahun 2018 dan sekaligus merupakan Cagar Biosfir Dunia bersama Kawah Ijen yang ditetapkan oleh Unesco pada tahun 2016 lalu. Dengan ditetapkannya Alas Purwo sebagai cagar biosfir dunia, membuat level Alas Purwo naik lebih tinggi dari sebelumnya.

Status sebagai cagar biosfir membuat pengembangan wisata di Alas Purwo mendapat value baru berstandar dunia. Salah satunya yang terpenting berupa keuntungan ekologi, dimana sumber daya alam hayati dan budaya di dalam cagar biosfir Alas Purwo terlindungi dan terkelola dengan baik.

Kedua, Alas Purwo Banyuwangi yang wilayahnya masuk dalam Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo ini merupakan hutan yang memiliki destinasi wisata alam yang komplet. Didalamnya terdapat hutan rimba yang luas dengan lebih dari 700 jenis flora yang dilindungi, termasuk 50 jenis mamalia, 320 burung, 15 jenis amfibi dan 48 jenis reptil. Ada padang savana dengan keanekaragaman fauna langkanya.

Jangan lupa, di Alas Purwo juga terdapat beberapa pantai indah dengan keunikan masing-masing. Salah satunya Pantai Plengkung yang sudah sangat populer di kalangan pecinta surfing dunia dengan sebutan G-Land. Ketinggian ombaknya bisa mencapai hingga 6 meter dan merupakan salah satu lokasi surfing terbaik di dunia.

Selain itu, ada juga Pantai Trianggulasi, Pantai Ngagelan, Pantai Parang Item, dan yang pasti wajib dikunjungi adalah Pantai Pancur.

Alas Purwo juga menyimpan situs bersejarah, yaitu Kawitan dan Pura Giri Seloka, serta tak ketinggalan belasan gua yang menjadi jujugan peminat wisata spiritual.

Ketiga dan yang tak kalah pentingnya, sekarang akses menuju Alas Purwo relatif mudah. Jalanan beraspal hotmix sangat mulus sejak dari Kecamatan Tegaldlimo hingga Pantai Pancur, yang merupakan pos terakhir sebelum menuju Pantai Plengkung. Siapapun bisa mengunjungi Alas Purwo baik dengan kendaraan bermotor roda dua maupun empat.

Hanya yang sedikit jadi ganjalan bagi yang pertama kali ke Alas Purwo dan mengandalkan bantuan Google Maps untuk mencari jalannya, mungkin agak kesulitan mencari petunjuk arah tujuannya. Masalahnya, di Alas Purwo yang luas wilayahnya sekitar 44 ribu hektar ini, belum ada akses internet. Jaringan telekomunikasi baru menjangkau perbatasan sebelum memasuki gerbang Alas Purwo.

Selain itu belum ada akses transportasi umum menuju Alas Purwo, jadi pengunjung harus menggunakan kendaraan pribadi atau sewa. Ada Grab dan Go-Jek, tapi entah bersedia tidak mengantar ke Alas Purwo.

Sebetulnya Alas Purwo bisa dicapai dari beberapa arah, tapi bagi pengunjung luar Banyuwangi, lebih mudahnya mengambil patokan dari arah kota Banyuwangi atau dari arah barat Banyuwangi.

Jika kamu berangkat dari arah barat dari Jember, maka pertama-tama menuju ke Kecamatan Genteng. Dengan mengambil starting pointnya Kecamatan Genteng, untuk sampai pintu gerbang Alas Purwo, jarak yang ditempuh sekitar 45 KM. Sedangkan jika kamu dari arah Banyuwangi kota jaraknya sekitar 55 KM.

Rute termudah dari Genteng ke Alas Purwo akan melewati Jajag - Pertigaan Benculuk - Purwoharjo - Tegaldlimo.

Sedangkan jika berangkat dari kota Banyuwangi, rutenya melewati Rogojampi - Raya Srono - pertigaan Srono-Muncar, ke kiri - Pasar Tembok - Sumberayu - Tegaldlimo.

Baik kamu berangkat dari arah kota Banyuwangi maupun dari arah barat seperti Genteng maupun Kalibaru, pertama-tama arahkan tujuan ke Kecamatan Tegaldlimo. Setelah sampai di Tegaldlimo, cari keberadaan patung Selancar, dari situ arahkan ke timur menuju Alas Purwo.

Patung Selancar di Kecamatan Tegaldlimo sebagai penanda arah ke Alas Purwo.
Agar tidak salah jalan maka kamu harus aktif bertanya arah menuju Alas Purwo pada warga setempat. Cara yang lebih praktis memang mengandalkan Google Maps.

Jika menggunakan Google Maps jangan langsung mencari lokasi Alas Purwo, tapi cari atau ketikan kata "Ikan Bakar Alas Purwo 1" sebagai patokan perjalanan.


Mengapa tidak ditulis saja "Alas Purwo" sebagai tujuan? Karena Alas Purwo itu wilayahnya luas dan belum ada akses internet. Dengan patokan Ikan Bakar Alas Purwo 1 itu saja kamu sudah sampai di jalur yang tepat, karena itu merupakan akses jalan utama dan satu-satunya jalan menuju pintu gerbang Alas Purwo. Kamu tinggal melanjutkan perjalanan beberapa KM lagi untuk mencapai pintu gerbangnya.

Kuy jelajahi kawasan Taman Nasional Alas Purwo, jangan lewatkan spot-spot keren berikut ini.

Pintu Gerbang Alas Purwo


Pintu gerbang Alas Purwo, Banyuwangi.
Pintu gerbang Alas Purwo, spot selfi wajib.
Memasuki wilayah Alas Purwo kamu akan menjumpai pintu gerbang dengan ucapan selamat datang di Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi diatasnya. Bisa jadi ini akan jadi spot foto pertamamu di Alas Purwo.

Pada hari libur kamu harus rela antri untuk bergantian berfoto di depan pintu gerbang tersebut. Hampir semua kendaraan yang lewat akan berhenti sejenak. Mau bergaya macam apa, yang penting jangan sampai tulisan Alas Purwo tidak terlihat di fotomu.

Pos Rawa Bendo, terlihat bersih dan rapi.
Hanya beberapa puluh meter dari gerbang Alas Purwo, terdapat pos Rawa Bendo. Disini ada petugas yang akan menghentikan kendaraanmu. Kamu diminta melapor dan sekaligus membayar karcis masuk Alas Purwo. 

Untuk hari libur, tiket masuknya Rp 7500/orang, kendaraan roda empat dikenakan 10 ribu, roda dua 5 ribu. Kamu juga akan dikenakan biaya pengamatan hidupan liar sebesar 10 ribu/orang. 

Pura Luhur Giri Salaka Dan Situs Kawitan

Dari pos Rawa Bendo kamu akan mendapati papan penunjuk arah berbagai tujuan yang bisa kamu kunjungi di Alas Purwo. Tujuan terdekat yang akan kamu lihat adalah Pura Luhur Giri Salaka yang berjarak 1,1 KM, lalu tak jauh dari situ kamu akan menjumpai Situs Kawitan. Bisa dibilang posisinya berurutan meski tidak berdampingan, letaknya persis di pinggir jalan, sehingga terlihat sangat jelas.

Pura Luhur Giri Selaka (via Instagram)
Di sekitar pura biasanya banyak dijumpai kumpulan kera yang tengah bercengkerama dalam jumlah lumayan banyak. Ini bisa bikin ciut nyali untuk mendekat. Tapi sebetulnya mereka bersahabat asal kita tidak melakukan gerakan provokasi.

Situs Kawitan di Alas Purwa, merupakan situs Hindu peninggalan Kerajaan Majapahit yang ditemukan secara tak sengaja oleh masyarakat setempat.
Nah, di tengah perjalanan ini kamu akan menjumpai sejumlah spot foto yang menggoda. Setelah jalan berbelok dari pos Rawa Bendo, kamu akan menemukan jalanan yang lurus memanjang. Ini juga menjadi spot menarik di Alas Purwo. Let's explore your style.

Jalanan di dalam Alas Purwo sudah beraspal mulus (via Instagram)
Jalanan beraspal dengan pepohonan besar nan lebat di kanan-kirinya ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Bergaya di tengah jalanan yang sepi menjadi pilihan yang masuk akal. Eits, asal jangan lengah saat ada kendaraan yang sedang melaju ya.

Alas Purwo (via Instagram)
Keren dan seru kan? (via Instagram)
Ini juga keren khan? (via Instagram)

Kalau ini bagaimana? (via Instagram)
Mejeng diantara pepohonan berusia puluhan tahun nan menjulang tinggi ini bisa jadi spot foto yang unik.
 

Savana Sadengan


Jalan menuju Savana Sadengan-Alas Purwo.
Petunjuk arah ke Sadengan (kiri), kalau lurus ke arah Pantai Trianggulasi dan Pancur.
Selepas dari situs Kawitan, setelah melewati jalanan yang menikung, kamu akan menemui petunjuk arah di kiri jalan menuju Savana Sadengan sejauh 1,5 KM.

Meskipun jaraknya tidak jauh, tapi kamu tidak bisa mencapainya dalam waktu cepat. Ini karena jalan menuju Sadengan masih makadam dan sangat mungkin tidak akan pernah diaspal, mengingat ini merupakan kawasan konservasi yang harus dijaga kelestarian lingkungannya.

Tapi kalau kamu sudah sampai di Alas Purwo tidak menyempatkan ke Sadengan, kayaknya sih rugi banget ya.

Savana Sadengan merupakan rumah bagi kawanan heran liar yang dilindungi keberadaannya di Alas Purwo. Dari menara pandang yang memiliki 2 lantai, kamu bisa lebih bebas mengamati keberadaan hewan-hewan tersebut.
Menara pandang Savana Sadengan, Alas Purwo, Banyuwangi.
Menara pandang di Savana Sadengan
Jika kamu datang pada waktu yang tepat, dalam jarak pandang sekitar 100 meter kamu akan menjumpai kawanan hewan liar yang sedang merumput di padang savana Sadengan, seperti banteng Jawa, rusa dan merak.

Apalagi jika kunjunganmu pas musim penghujan, savana Sadengan akan tampak kehijauan. Sedangkan pada saat musim kemarau, rerumputannya terlihat kuning merangas.
Padang Savana Sadengan (via Instagram)
Ada beberapa spot favorit pengunjung untuk berfoto. Salah satunya memanfaatkan pagar di sekeliling Savana Sadengan sebagai latar. Dengan sudut pengambilan yang pas, hasilnya pasti instagramable.
Salah satu spot foto terbaik di Sadengan (via Instagram)
Di sepanjang perjalanan menyusuri jalanan Alas Purwo, kamu akan sering menjumpai sekawanan monyet. Kadang mereka sedang asyik bermain di tengah jalan, namun segera menepi jika melihat kehadiran orang.
Kawanan monyet banyak dijumpai di Alas Purwo.
Jika melihat mereka nikmati saja tanpa harus melakukan gerakan intidimatif yang membuat monyet-monyet tersebut menjadi agresif.

Pantai Triangulasi

Dari Sadengan perjalanan berlanjut menuju Pantai Triangulasi dalam jarak yang tidak terlalu jauh. Untuk mencapai pantainya, dari jalan beraspal kamu tinggal sedikit memasuki kawasan hutan sekitar 100 M saja.


Beruntung jika kamu disini menjelang senja, karena Trianggulasi memiliki view point sunset yang super keren. Berfoto dengan background siluet akan menghasilkan foto dengan efek yang romantis.

Sunset di Pantai Trianggulasi (via Dodik Andinata)
Selain Plengkung, Trianggulasi juga menyediakan guest house bagi pengunjung yang membutuhkannya. Bedanya, penginapan di Plengkung lebih mahal karena dikelola pihak swasta, sedangkan guest house di Trianggulasi milik TNAP.

Pantai Pancur

Pos Pancur, pos terakhir sebelum memasuki Pantai Plengkung.
Sesampai di Pos Pancur sama artinya kamu sudah mencapai pos terakhir yang diijinkan bagi pengunjung Alas Purwo yang datang menggunakan kendaraan pribadi. Semua kendaraan akan berhenti disini.

Untuk meneruskan perjalanan menuju Plengkung, kamu harus menyewa kendaraan yang sudah disiapkan oleh pihak pengelola Taman Nasional Alas Purwo, sebab kendaraan pribadi memang dilarang memasukinya. Perjalanan menuju Plengkung akan melewati jalan makadam, namun kondisinya cukup nyaman.

Tak jauh dari Pos Pancur terdapat Pantai Pancur, untuk mencapainya kamu akan menuruni anak tangga hingga ke bibir pantainya.

Di Pantai Pancur ada dua papan larangan bagi pengunjung yang sebaiknya ditaati. Pertama, larangan memberi makan kepada monyet-monyet yang banyak berkeliaran di sekitar pantai. Sebetulnya larangan ini juga berlaku di seluruh kawasan Alas Purwo.

Pantai Pancur, Alas Purwo
Masih ada larangan lain bagi pengunjung Pantai Pancur, yaitu dilarang berenang di pantai. Hal ini semata demi keselamatan pengunjung, mengingat arus ombaknya cukup besar.

Meskipun begitu, kamu masih bisa menikmati panorama pantainya yang cukup indah dengan berjalan-jalan di pasir pantai yang lembut. Atau mandi di pancuran kecil di tepi pantai.   
Karang di pantai Pancur, Alas Purwo.
Karang di Pantai Pancur, Alas Purwo (via Instagram)
Bisa dikatakan, Pancur merupakan kawasan paling sibuk di Alas Purwo. Disini banyak terdapat warung tenda yang menjajakan aneka makanan dan minuman bagi pengunjung. Fasilitas mushola dan toilet yang representatif juga tersedia disini.

Mushola di Pancur (via Instagram)
Pancur juga menyediakan camping ground bagi pengunjung yang ingin bermalam di alam bebas. Letaknya persis di sisi Pos Pancur. Pancur juga merupakan starting poin menuju Goa Istana dan goa lain di sekitarnya.

Pantai Plengkung

Pantai Plengkung saat ombaknya relatif tenang.
Pantai Plengkung dikenal memiliki ombak terbesar dan terbaik kedua setelah Hawaii, banyak diminati para surfer kelas dunia. Pada bulan-bulan tertentu ketika ombak mencapai ketinggian maksimal, banyak surfer dari berbagai belahan dunia yang mendatangi lokasi ini.  

Sport Tourism Di Alas Purwo

Melihat potensi alam yang indah, jalanan yang mulus dan kualitas udara yang bersih di Alas Purwo, Pemkab Banyuwangi berencana mengembangkan olahraga yang sesuai, yaitu lari dan bersepeda. Keduanya dibidik lantaran komunitas kedua jenis olahraga ini sangat banyak di Indonesia.

Terbukti, event Savana Duathlon di Alas Purwo yang diselenggarakan pada 15 September 2019 berlangsung sukses. Lomba yang menggabungkan antara olahraga lari dan bersepeda ini berhasil menyedot perhatian puluhan peserta dari dalam dan luar negeri.

Masih di bulan yang sama, Alas Purwo dipilih menjadi lokasi start etape ke 2 ajang balap sepeda terbaik di Indonesia, yaitu ITdBI (International Tour de Banyuwangi Ijen) 2019.

Peserta Savana Duathlon 2019 (via Instagram)
Berlibur ke Banyuwangi, Taman Nasional Alas Purwo bisa jadi tujuan alternatif destinasi lain yang sudah populer seperti Kawah Ijen, Baluran, Pulau Merah atau pun Teluk Hijau. Jika waktunya terbatas kamu tidak harus mengunjungi seluruh lokasi didalamnya. Setidaknya kamu bisa memilih Savana Sadengan dan Pantai Pancur sebagai tujuan prioritas. 

Lupakan cerita mistis tentang alas Purwo. Selama kamu datang dengan tujuan baik, tidak merusak alam dan bisa menjaga sikap, Alas Purwo menawarkan pengalaman berlibur yang takkan terlupakan.

Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

1 komentar:

  1. Sangat indah sekali ,biasa jadi rekomen buat liburan keluarga.
    www.mygreencanyon.com

    BalasHapus

Scroll to top