PESONA BUKIT KAWAH WURUNG, BAK HAMPARAN PERMADANI HIJAU

Bukit Kawah Wurung - Traveler yang berencana mendaki Kawah Ijen, sekalian masukkan Kawah Wurung dalam rencana perjalanan Anda. Kenapa tidak? Ibaratnya kepalang tanggung, sudah sampai di Kawah Ijen, kenapa tidak sekalian mampir ke Kawah Wurung yang jaraknya hanya 9,8 km dari Paltuding? Sayang kalau sampai melewatkan bukit hijau yang sangat cantik penuh pesona ini. Bahkan Kawah Wurung bisa jadi wisata alternatif kala traveler gagal mendaki Kawah Ijen saat Gunung Ijen sedang aktif.
Kawah Wurung Bondowoso.
Perbukitan hijau Kawah Wurung (sumber : Ijentamansari.com)
Kawah Wurung adalah sebuah kawasan perbukitan yang memiliki hamparan padang rumput (savana) yang hijau dengan cerukan yang berbentuk seperti kawah gunung. Perbukitan tersebut dikelilingi sebuah lubang raksasa seperti kaldera.

Kawah Wurung berarti kawah yang tidak jadi atau bisa diartikan kawah yang telah mati. Kalau sebuah kawah umumnya terdapat air atau endapan belerang dengan buih-buihnya, maka di sini sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah perbukitan yang diselimuti rerumputan hijau diselingi dengan sedikit pepohonan di beberapa bagiannya.
Bukit teletubbies Kawah Wurung Bondowoso.
Bukit "teletubbies" (sumber : Twitter.com)
Ada yang mengatakan pemandangan Kawah Kurung merupakan miniatur Gunung Bromo, ada pula yang mengingatkan padang savana di sana bak di New Zealand, landscape nya disebut-sebut juga bak di film televisi Teletubbies. Bentuk bukitnya yang indah dan kehijauan membuatnya dijuluki sebagai jamrudnya Bondowoso. Semua pujian sah-sah saja karena memang begitu adanya.

Secara administratif, letak geografis Kawah Wurung berada di Desa Jampit, Kecamatan Sempol, Bondowoso. Atau berada di sebelah barat Kawah Ijen. Namun pengelolaan Kawah Wurung yang memiliki luas sekitar 100 ha ini berada dibawah Perhutani KPH Bondowoso.

Untuk mencapai kawasan perbukitan yang berjuluk Highland Paradise ini, traveler bisa menggunakan mobil maupun sepeda motor. Medan jalan menuju lokasi Kawah Wurung memang belum beraspal semua, terutama memasuki kawasan Sempol akan melewati jalanan yang tidak begitu berat namun tantangannya terletak pada kondisi jalan yang bergelombang dan sempit.

Sebelum mencapai Kawah Wurung, Anda akan melewati jalan yang menanjak dan bergelombang sejauh sekitar 100 meter yang dinamakan Tanjakan Cinta. Ujung dari tanjakan ini adalah sebuah puncak bukit yang melingkar, yang disebut Bukit Cincin. Bukit cincin merupakan sebuah kubangan besar yang berbentuk seperti kaldera besar. Bukit ini terlihat seperti melingkari Kawah Wurung, mungkin karena itu dinamai seperti itu.

Setelah sampai di lokasi Kawah wurung traveler bisa memilih untuk memarkir kendaraan di kaki perbukitan untuk melakukan pendakian atau mengitari kaldera dengan jalur sempit yang hanya pas untuk satu mobil saja. Jika traveler menggunakan motor bisa langsung menuju ke atas kawah lewat jalur kiri.
Punggungan bukit di Kawah Wurung (sumber : Setapakkecil.com)
Untuk mulai melakukan pendakian ke atas bukit, ikuti saja jalur setapak diantara ilalang rumput. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit Anda sudah bisa mencapai puncak bukit dengan jalur pendakian yang tidak terlalu terjal. 

Keindahan Kawah Wurung dikejauhan (sumber : Facebook)
Dari atas bukit terlihat jelas hamparan luas rumput hijau bak permadani. Beberapa fauna seperti kijang dan sapi berkeliaran bebas di padang rumput ini. Jika pandangan diarahkan ke sekeliling, terlihat dikejauhan bibir kaldera Ijen berdampingan dengan puncak Merapi, sementara di sudut lain nampak Gunung Raung dengan kalderanya yang terjal. Yang pasti pecinta fotografi yang amatiran pun tidak akan habis-habisannya mengabadikan keindahannya.

Kawah Wurung tidak selalu tampil dengan pesona hijaunya. Ini hanya bisa disaksikan di musim hujan, sedangkan jika traveler datang pada saat musim panas, pemandangan padang savananya berubah menjadi merah muda merona sampai kekuningan. Namun pesonanya tetap tak pudar.
Di musim kemarau padang rumputnya tampak merah muda merona. (sumber : metrotvnews.com)
Banyak cara menikmati keindahan Kawah Wurung. Selain Traveler dapat menjelajahi perbukitan dengan berjalan kaki, ada cara lain yang bisa dilakukan, seperti bersepeda gunung, berolahraga ringan, atau mendirikan hammock menikmati suasana sekitar. Kawah Wurung juga menjadi salah satu lokasi pengambilan foto untuk pre-wedding yang menarik.
Mendirikan hammock, cara lain menikmati keindahan Kawah Wurung. (sumber : Instagram )

AKSES MENUJU KAWAH WURUNG

Kawah Wurung bisa dicapai melalui jalur Kabupaten Banyuwangi maupun Kabupaten Bondowoso dengan mobil maupun motor. Lokasi Karah wurung berada di kawasan PTPN XII Kebun Kalisat Jampit, Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso. Jalan menuju lokasi Kawah Kurung meskipun belum beraspal semua, bahkan sebagian masih berupa jalan makadam, namun secara umum bisa dilewati kendaraan baik mobil maupun motor. Medan jalan off road ini tidak terlalu mengganggu kenyamanan, karena tergantikan oleh pemandangan perbukitan nan indah dan sejuk.

KAWAH WURUNG VIA BONDOWOSO
Jika memilih berangkat dari Bondowoso, dari Surabaya Anda bisa mengambil rute menuju Bondowoso lewat jalur Pantura sampai Besuki. Selanjutnya dari Besuki ambil pertigaan ke arah Bondowoso sampai Wonosari.

Dari Wonosari cari pertigaan yang menuju ke Situbondo dan Kawah Ijen, pilih rute ke Kawah Ijen. Lanjutnya perjalanan ke Desa Sempol yang memakan waktu sekitar 2-3 jam. Dari Desa Sempol tinggal melanjutkan perjalanan dengan mengambil jalur menuju Kawah Wurung.

Ada dua rute alternatif mencapai Kawah Wurung, yakni lewat areal perkebunan Jampit dan Margahayu. Jika melewati rute perkebunan Jampit jalanan masih berupa jalan makadam sepanjang 18 km. Di sepanjang perjalanan traveler bisa menikmati kebun kopi dan strawberry yang dikelola perkebunan.

Sementara jika lewat Margahayu jalannya relatif cukup mudah, kendati hanya berupa jalanan tanah berpasir. Di kiri kanan jalan sepanjang 3 km juga bisa menikmati area kebun kopi. Setelah melewati perkampungan perkebunan Curah Macan, kendaraan roda empat maupun roda dua bisa langsung diparkir di kaki bukit. Bahkan, untuk kendaraan roda dua bisa langsung naik hingga atas bukit pandang.

KAWAH WURUNG VIA BANYUWANGI

Jika Anda berangkat dari Banyuwangi, untuk menuju ke Kawah Wurung rutenya sama dengan jalan menuju ke Kawah Ijen, dengan jarak sekitar 40 km. Setelah sampai di Paltuding yang merupakan pos pendakian Kawah Ijen, lanjutnya perjalanan ke arah Bondowoso.
Air terjun Kali Pahit Bondowoso.
Air terjun Kali Pahit (sumber : Studentofbutterfly.blogspot.co.id)
Dalam perjalanan traveler akan melewati air terjun Kali Pahit, disini traveler bisa mampir sejenak menyaksikan air terjun yang airnya berwarna kehijauan dan dipenuhi busa di bagian bawahnya. Airnya tidak terjun vertikal seperti umumnya air terjun, tapi bentuknya agak landai, airnya mengalir di bebatuan yang bentuknya memanjang, membuatnya terlihat berbeda. Warna hijau pada air terjun Kali Pahit akibat tingginya kandungan sulfurnya, hal ini karena air tersebut berasal dari rembesan danau Kawah Ijen yang mengandung belerang, sehingga rasanya sangat asam. 
Temukan tanda ini, lalu ambil jalan ke kiri menuju Kawah Wurung
(sumber : Catatannobi.com)
Sekitar 2 km setelah air terjun Kali Pahit traveler akan menemukan papan petunjuk arah bertuliskan Kawah Wurung. Dari sini tinggal belok kiri dan mengikuti arah saja sampai tiba di Kawah Wurung.
Setelah melewati perkebunan kopi dan pemukiman penduduk, sampailah di sebuah padang savana yang luas, inilah kawasan wisata Kawah Wurung. Oya pengunjung akan dikenakan tiket sebesar Rp 3.000,-
Peta menuju Kawah Ijen dan Kawah Wurung dari Bondowoso maupun Banyuwangi. (sumber : Ijenplateau.com)

KAWAH ILALANG

Jika ada waktu, dari Kawah Wurung traveler bisa melanjutkan penjelajahan ke Kawah Ilalang. Kawah Ilalang ini letaknya di Desa Curah Macan, Kecamatan Sempol, masih bertetangga dengan Kawah Wurung. Disebut Kawah Ilalang karena di sekitar perbukitan yang membentuk seperti kawah ini ditumbuhi tanaman ilalang. Warga setempat menyebutnya Bukit Glaman atau Lawang Seng.
Kawah Ilalang, Curah Macan, Sempol, Bondowoso.
Kawah Ilalang (sumber : Erikandriana.blogspot.co.id)
Untuk mencapai Kawah Ilalang ini aksesnya memang agak berat, butuh ekstra tenaga. Arah jalannya masih satu arah ke Kawah Wurung. Bedanya, jika ke Kawah Wurung jalannya lurus, sedangkan untuk menuju ke Kawah Ilalang ini, sebelum memasuki perkampungan Curah Macan belok kiri melewati jalan setapak di hutan dan perkebunan pinus. Jika ragu Anda bisa bertanya atau minta dipandu oleh warga setempat. Sekitar 45 menit berjalanan kaki dari perkampungan sudah sampai di Kawah Ilalang.

Kawah Ilalang ini juga bisa dicapai dari puncak Kawah Wurung lo. Dari puncak ini arahkan pandangan ke timur, maka akan terlihat bukit yang tidak terlalu tinggi. Itulah lokasi Kawah Ilalang. Anda harus berjalan kaki menyusuri bukit-bukit menuju arah Kawah Ilalang yang berjarak sekitar 3 km tersebut.
Kawah ilalang saat musim berbunga (sumber : Picticar.com)
Sama seperti Kawah Wurung, pemandangan alam di Kawah Ilalang ini berubah sesuai musimnya. Jika Anda datang pada musim hujan, antara Januari sampai Maret, ilalang di tempat ini akan tumbuh kehijauan dan berbunga, terlihat dari atas bukit bak hamparan salju yang lembut. Sebaliknya pada musim kemarau Kawah Ilalang bagaikan hamparan emas yang menyelimuti setiap sisi kawah.

Yang unik, pada saat angin bertiup kencang di Kawah Ilalang ini akan terdengar suara seperti auman singa. Jangan kuatir, itu adalah efek pantulan angin yang mengarah ke lembah Kawah Ilalang.

Jika masih belum puas, traveler juga bisa mencoba berparalayang di Bukit Megasari, masih di Kecamatan Sempol yang memiliki ketinggian 1700 Mdpl. Jarak take off hingga landing di Bukit Megasari sekitar 3 km, dengan lokasi take off ada di ketinggian 1.100 Mdpl. Keren. Dari udara akan terlihat pemandangan berupa jajaran bukit di Gunung Raung, Gunung Ijen, Kawah Wurung dan perkebunan kopi. Tidak banyak lokasi take off paralayang yang ideal di Pulau Jawa, dan Bukit Megasari salah satu yang terbaik. Berani mencoba?

Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

2 komentar:

Scroll to top