JALAN PANJANG DANANG BANYUWANGI MERAIH PREDIKAT SI RAJA DANGDUT ASIA

Danang Banyuwangi Si Raja Dangdut Asia - Hingga awal 2015, tidak banyak yang mengenal nama Danang Pradana Dieva atau yang lebih populer dengan nama Danang Banyuwangi. Bahkan di kalangan warga lokal Banyuwangi, nama Danang sebagai penyanyi dangdut masih tenggelam dibawah nama-nama penyanyi populer Banyuwangi lain.
Danang Banyuwangi juara D'Academy Asia 2015.
Danang Banyuwangi jawara D'Academy Asia 2015 (sumber : Jawapos.com)
Tapi di penghujung 2015, garis nasibnya berubah 180 derajat. Sejak menjadi runner-up kontes Dangdut Academy 2 Indosiar pertengahan tahun  dan puncaknya pada ajang dangdut D'Academy Asia (DAA) Selasa malam (29/12/2015), ia dinobatkan sebagai juara, nama Danang Banyuwangi bak meroket.

Kini, siapa yang tidak mengenal nama Danang? Popularitasnya sebagai salah satu penyanyi dangdut terbaik Indonesia tak diragukan lagi. Bahkan sebagai juara 1 DAA, predikat sebagai "raja" dangdut Asia pun sah disandangnya.

Perjalanan Karir Danang Banyuwangi
Tapi dibalik popularitas namanya, ada sebuah proses panjang pencapaian seorang Danang. Prestasi Danang bukan bak durian runtuh. Ia bukan penyanyi karbitan yang tiba-tiba namanya mencuat dari berkah mengikuti kontes instan. Karir berkeseniannya sudah panjang bahkan dimulai sejak kecil.

Sejak kecil bakat menyanyin Danang sudah terlihat. Rupanya bakat itu diturunkan dari sang ibunda tercinta, Eva yang dulunya juga merupakan penyanyi dan penari di Banyuwangi. Karena dilarang oleh orang tua, ibunda Danang akhirnya memilih menjadi guru TK.

Kehidupan ekonomi yang pas-pasan membuat sang ibu harus berjualan cendol sepulang mengajar. Sang ayah merupakan sopir angkot yang kemudian beralih menjadi makelar kendaraan.
Meski hidup pas-pasan tetapi Danang tidak melupakan pendidikan. Beruntung berkat otaknya yang cemerlang, ia selalu mendapat beasiswa.

"Alhamdulilah sejak SMP sampai dengan meraih gelar sarjana dari UNS (Universitas Sebelas Maret), Jawa Tengah, aku selalu mendapat beasiswa. Pesan Ibu, bernyanyi boleh tapi jangan melupakan pendidikan. Jadi aku bersekolah dengan serius, dan Ibu juga terus mendukungku untuk ikut berbagai lomba serta audisi," ungkap Danang.

Sejak kecil Danang sudah biasa menyanyi. Bakatnya terlihat menonjol. Salah satu buktinya ia pernah rekaman lagu daerah pada saat masih kecil, lagunya berjudul Ethek-ethek. Selain itu sejumlah lagu telah dinyanyikannya dalam album lokal. Beberapa diantaranya lagu berjudul Pengamen dan Golek Pegawen yang dirilis oleh label lokal Ikawangi.

Potensi Danang diluar musik juga dibuktikan dengan terpilihnya Danang menjadi duta wisata Banyuwangi sebagai Wakil 1 Thulik Banyuwangi pada 2008 yang merupakan acara tahun Dinas Pariwisata Banyuwangi.

Danang juga termasuk penyanyi yang pantang menyerah. Kegagalan tidak membuatnya putus asa. Tercatat ia telah mengikuti 8 pencarian bakat sejak tahun 2007 lalu. Bukti semangat luar biasa seorang Danang.

Beberapa diantaranya adalah Akademi Fantasi Indosiar season 6 pada tahun 2013. Danang saat itu mengikuti audisi Semarang menggunakan nama Dana, namun tereliminasi saat konser Hop 1.

Danang juga pernah mengikuti Kontes Dangdut Indonesia (KDI) session 4 pada tahun 2007, namun belum membuahkan prestasi maksimal.

Bintang terang mulai menyinari karirnya saat ia mengikuti kompetisi Dangdut Academy 2 (DA2) Indosiar awal 2015 silam. Kemampuan olah vokalnya yang mumpuni perlahan mulai menarik perhatian para komentator dan menumbuhkan simpati dari para penggemar dangdut.

Tahap demi tahap ia lalui, sampai akhirnya bersama Evi Masamba, ia berhasil masuk grand final. Saat itu, secara tehnik vokal kemampuan Danang dinilai paling layak menyandang juara. Namun nasib bicara lain, karena pemenang Dangdut Academy 2 ditentukan berdasarkan dukungan SMS, bukan atas dasar penilaian juri, Danang harus merelakan mahkota juara disandang Evi Masamba. Raihan SMS Danang masih kalah dari Evi Masamba.
Nonton bareng Danang di Dangdut Academy 2 Indosiar
di Pasar sore Petahunan Jajag, Banyuwangi. (sumber : Twitter.com)
Ribuan pendukung Danang, terutama masyarakat Banyuwangi, sempat meradang atas kenyataan pahit tersebut. Sempat ada tudingan pihak penyelenggara tidak fair. Bisa dimaklumi, masyarakat Banyuwangi telah begitu all out mendukung Danang. Selama perhelatan Dangdut Academy 2 spanduk dukungan untuk danang terbentang diberbagai penjuru Banyuwangi. Di setiap Danang tampil selalu digelar acara nonton bareng oleh kelompok masyarakat secara sukarela. Selain itu dukungan luar biasa juga ditunjukkan oleh para TKI Banyuwangi yang bekerja di berbagai negara. Mereka bahkan mengadakan pengumpulan dana yang khusus ditujukan untuk memberikan SMS dukungan untuk Danang. Apa daya, fakta bicara lain, SMS untuk Danang dinyatakan masih kalah dari dukungan untuk Evi. 
Salah satu penampilan Danang di D'Academy Asia (sumber : Liputan6.com)
Akibatnya, masyarakat Banyuwangi kecewa dan tidak habis pikir, bagaimana mungkin masyarakat Banyuwangi yang jumlahnya jauh lebih besar dan dukungan warganya yang luar biasa, bisa kalah? Di media sosial, berbagai tudingan adanya konspirasi dilontarkan netizen. Seperti adanya kejanggalan SMS yang dikirim untuk Danang, tapi notifikasinya atas nama Evi! Penyelenggara dianggap tidak transparan dengan perhitungan yang dilakukan.

Pendeknya, netizen Banyuwangi meragukan kredibilitas penyelenggara. Itulah sebabnya, pada ajang kontes lain yang diikuti peserta dari Banyuwangi, dukungan warga dan netizen sangat rendah. Sepertinya warga Banyuwangi sudah apatis dan traumatis dengan model kompetisi berdasarkan dukungan SMS.

Sampai akhirnya pembuktian kapasitas seorang Danang terjadi di ajang yang sangat bergengsi, D’Academy Asia 2015. Di ajang ini Danang seakan membayar tuntas kekalahan sebelumnya di level nasional.

Kontes D'Academy Asia adalah ajang pemilihan jawara dangdut yang diikuti 20 penyanyi perwakilan dari empat negara, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Ajang yang dipandu oleh Ramzi, Rina Nose, Irfan Hakim, dan Andhika Pratama itu baru pertama kali diadakan tahun 2015. Dalam kontes ini Indonesia diwakili oleh 5 peserta, yaitu Lesty dan Ety yang merupakan juara dan runner Dangdut Academy 1 Indosiar, dan Evi Masamba, Danang dan Irwan sebagai juara 1 sampai 3 Dangdut Academy 2 Indosiar.

Seperti diketahui, grand final D’Academy Asia ini menempatkan tiga kontestan, Danang, Lesty dan Shiha satu-satunya dari Malaysia. Berbeda dengan Dangdut Academy Indosiar yang menggunakan penilaian berdasarkan SMS, D’Academy Asia murni berdasarkan penilaian 4 juri yang mewakili 4 negara peserta. Dengan begitu, kualitas penilaiannya lebih obyektif dan profesional karena dilakukan para pakar di bidangnya.

Danang yang sejak awal kompetisi banyak diunggulkan para komentantor karena kualitasnya, meluncur mulus melewati babak demi babak hingga mencapai grand final.

Pada babak grand final D'Academy Asia (DAA) Selasa malam (29/12/2015), Danang kembali tampil memukau. Keempat juri pun akhirnya sepakat memberikan nilai tertinggi yang membuatnya mengungguli dua kompetitornya, yaitu Lesti yang harus puas di posisi kedua dan kontestan asal Malaysia, Shiha di peringkat ketiga.
Danang Banyuwangi
Hasil penilaian juri, Danang unggul 2 poin atas Lesty (sumber : Aktual.co)
Perbedaan poin antara Danang dan Lesti cukup tipis. Hanya dua poin saja. Danang memperoleh poin total 774, sedangkan si "anak ajaib" Lesti harus puas dengan poin 772. Didampingi ibunya, Eva, Danang tak bisa membendung air matanya ketika diumumkan sebagai "raja" dangdut Asia.
Sujud syukur Danang dan Ibunda sesaat diumumkan sebagai juara (sumber : Liputan6.com)
Kemenangan Danang sudah diprediksi oleh banyak pihak, di antaranya para komentator. Itu tak lepas dari penampilan ciamiknya selama dua hari masa grand final. Terutama saat pria kelahiran Banyuwangi 23 April 1991 itu menyanyikan lagu Mirasantika dengan berbagai genre.


"Kamu luar biasa Danang. Kamu penyanyi dangdut terbaik pria yang dimiliki Indonesia saat ini," puji salah satu komentator Saipul Jamil. "Saya selalu merinding setiap menyaksikan penampilan kamu," timpal Inul Daratista yang juga bertindak sebagai komentator.

Atas kemenangan Danang, Inul Daratista merasa sangat senang dan bangga. Pasalnya, Inul mengaku doanya untuk Danang selama ini akhirnya terkabul. Hal ini diungkapkan oleh Inul melalui akun media sosial instagramnya.

 “Allah tidak tidur yo nak, doaku terkabul Alhamdulillah keajaiban tuhan, kreativitas mu membuatmu mahal, bangganya aku padamu toleee,” tulis Inul di Instagram.
Duet Danang-Iyeth Bustami.
Duet Danang-Iyeth Bustami di grand final membawakan lagu Sabda Cinta dengan iringan harpa Maya Hasan.
 (sumber : Liputan6.com)
Atas pencapaiannya ini, Danang berhasil membawa pulang uang tunai Rp 150 juta, 2 tiket Jakarta – Brunei, dan 2 tiket business class Jakarta – London. "Hadiah uang akan saya kasih ke orang tua untuk berangkat umroh," katanya semringah.

Lalu siapakah yang akan dia ajak ke London nanti? Danang ternyata akan membawa serta Lesti. Kompetitornya selama ajang tersebut berlangsung.

Lesti sendiri tampil luar biasa selama event berlangsung. Termasuk saat malam grand final. Bahkan, saat grand final hari pertama, namanya lah yang duduk sebagai penguasa singgasana. Namun, Dewi Fortuna nampaknya belum menaunginya untuk menjadi pemenang seperti yang dia catatkan pada ajang D'Academy 1 silam.

Penyanyi 16 tahun yang mendapat julukan anak ajaib dari komentator Soimah itu berhak mendapat hadiah uang tunai Rp 100 juta, sedangkan Shiha berhak atas uang Rp 50 juta.

Kemenangan Danang seakan menjawab kegalauan seluruh pendukungnya. Jika kegagalannya di Dangdut Academy 2 diibaratkan sukses yang tertunda, maka pencapaian di D’Academy Asia adalah jawaban sebenarnya dari mimpi-mimpinya. Buah kesabaran dan kerja keras tak kenal menyerah.

Itulah Danang Banyuwangi, pendangdut masa depan Indonesia yang pantas jadi panutan. Memiliki tehnik vocal yang mumpuni, berpendidikan tinggi, dan tetap bersahaja.

Simak kata sambutan kemenangan Danang di penghujung acara D’Academy Asia :

"Kami adalah keluarga. Tak pernah gontok-gontokan. Saling berkonsultasi. Saling support. Satu kehormatan, Danang bisa bersama 19 kontestan yang hebat. Mungkin yang lalu (Dangdut Academy season 2), Danang belum beruntung (karena hanya jadi juara kedua). Allah menyiapkan yang besar. DA Asia adalah jawabannya," kata Danang.

Biodata Danang Pradana Dieva

Nama Lengkap : Danang Pradana Dieva.
Tempat/Tanggal Lahir : Banyuwangi, 23 April 1991.
Pendidikan :
S1 Komunikasi IPB 2009
S2 Komunikasi UNS Surakarta 2012

Prestasi
Festival Band Pelajar Jawa Timur 2007
Finalis KDI 4 2007
Wakil 1 Thulik Banyuwangi 2008
Profesional Singer8 Mahasiswa Terpilih Bidang Seni se Indonesia (Opening ASEAN Univ. Games – Thailand) Oleh Menteri Pendidikan 2010
Juara 1 Solo Dangdut (Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional) 2010
Juara 1 Solo Dangdut Putra (Pekan Seni Mahasiswa Provinsi DKI Jakarta) 2010
Juara 3 Solo POP Putra (Pekan Seni Mahasiswa Provinsi DKI Jakarta) 2010
VOCAL GROUP (Pekan Seni Mahasiswa Provinsi DKI Jakarta) 2010
Juara 3 Festival Budaya Nusantara 2010 –
Penampilan terbaik Budaya Banyuwangi (Fest. Budaya Nusantara) 2010
Juara 1 Solo vocal Putra (IPB Art Contest) 2010
Juara 1 Vocal Group (IPB Art Contes ) 2010
Mahasiswa terbaik Seni Budaya (IPB Diploma Awards) 2010
Juara 1 Vocal Group (IPB Art Contest) 2011
Juara 2 Solo Keroncong (IPB Art Contest) 2011
Master Of Ceremony Seminar (Enterpreneur Month) 2011
Runner up Dangdut Academy 2 Indosiar
Juara Dangdut Academy Asia 2015

Penghargaan :
Apresiasi Beasiswa IPB 2011
nominasi pendatang baru terinbox 2015
nominasi grup/duo dangdut terbaik AMI AWARDS 2015 bareng endah
nominai pendatang baru pria terfavorit IDA AWARDS 2015

Single
Bunga Surgawi (2015)
gadis atau janda feat endah (2015)

FTV
Ada Apa Dengan D (2015)

Sosial Media :
Akun Twitter : @Da2_Danang
Akun Instagram : @Da2_Danang

(sumber : Aktual.co, Jpnn.com, Liputan6.com, Merahputih.com)

Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top