WISATA MANGROVE BLOK BEDUL

Wisata Pantai Bedul atau juga disebut dengan wisata Mangrove Blok Bedul, letaknya berada di Dusun Bloksolo, Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi.

Wilayah ini menjadi bagian dari kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) atau bagian belakang taman nasional tersebut. Wisata Mangrove Bedul memang terletak di tengah-tengah antara pantai Grajagan dan Alas Purwo serta Plengkung (G-Land).


Asal usul nama Bedul konon berawal dari banyaknya ikan Bedul yang ada di daerah sekitar Segoro Anakan Bedul. Ikan Bedul merupakan salah satu jenis ikan Gabus yang memiliki sirip dipungungnya.

Menuju Dermaga Pandang Bedul
Sebutan Wisata Mangrove tidaklah berlebihan untk menyebut tempat wisata di pantai Bedul ini. Sebab wisatawan yang berkunjung ke tempat itu akan menjumpai ribuan pohon Mangrove atau bakau. Sejauh mata memandang, hutan mangrove itu menaungi perairan Blok Bedul. Blok Bedul merupakan daerah hilir dari DAS Stail. Aliran sungai itu membentuk rawa air payau.

Itulah kawasan Segara Anak atau warga sekitar menyebutnya dengan Segara Anakan. Segara anak merupakan muara sungai yang memiliki panjang 18,8 km dengan lebar rata-rata 400 meter yang menghubungkan dengan laut selatan. Di sisi kiri dan kanan segara anak ini dipadati dengan aneka jenis mangrove.

Hutan mangrove di Blok Bedul tumbuh di lahan seluas 2.300 hektare, membentang sepanjang 16 kilometer di pinggir segara anak kawasan Taman Nasional Alas Purwo yang berfungsi menahan abrasi air laut.

Ada 27 jenis mangrove yang hidup di sini dan merupakan terlengkap di Indonesia. Tak pelak Segara Anakan merupakan kawasan mangrove terbesar di Pulau Jawa.
Menyusuri Segara anakan anda bakal menikmati perairan yang besar dan hutan mangrove yang hijau dan lebat di sisinya, yang terpisah jarak puluhan meter. Awannya pun terlihat putih dan langitnya biru bersih.
Hutan mangrove ini juga menjadi habitat aneka satwa seperti monyet, biawak, burung bangau, elang laut dan blibis. Bahkan pada bulan-bulan tertentu terdapat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia, di antaranya cekakak suci (Halcyon chloris/Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola).

Sejak awal tahun 2009,  wisata pantai ini semakin dikembangkan. Berada di wilayah selatan kota Banyuwangi, akses menuju kawasan ini kini sangat mudah. Jalan menuju tempat wisata ini merupakan jalan hotmix. Meski harus menembus hutan milik Perhutani, kendaraan roda empat dengan mudah melewatinya hingga di tempat parkir wisata Mangrove Bedul.
wisata Banyuwangi.
Kawanan burung bangau sedang mencari ikan yang terjerat di jaring nelayan (sumber : Kompas.com)
Wisatawan tidak akan merasa rugi datang ke Mangrove Bedul. Wisata edukasi, rekreasi dan juga petualangan menanti. Tempat itu sangat cocok bagi dunia pendidikan. Mangrove, seluk-beluknya dan juga anek ragam hayati baik flora dan fauna bisa dipelajari di Bedul.

Nelayan lokal sedang menjaring ikan (sumber : Marischkaprudence.blogspot.com)
Selain flora, aneka ragam fauna juga bisa ditemukan di tempat itu. Kala Segara Anak sedang surut dan sedang musim kerang, wisatawan akan disuguhi atraksi para pencari kerang atau nelayan yang sedang menjaring ikan. Wisatawan bisa melihat langsung dan juga membeli kerang segar dari nelayan.

Segara Anak juga menjadi spot favorit bagi para pemancing. Selain airnya yang tenang, perairan Bedul melimpah akan ikan, seperti ikan kerapu dan ikan putihan.
Memancing, salah satu aktivitas menyenangkan di Bedul (sumber : Kotaikan.blogspot.com)
Tidak lupa tentunya, ikan Bedul yang kini menjadi nama wisata tersebut. Ikan Bedul, mirip ikan gabus yang mempunyai sirip merupakan ikan air payau. Ikan itu sangat gurih jika digoreng dan dicocol dengan sambal.

Selain ikan Bedul, ada satu jenis ikan lain yang unik, yaitu ikan Glodok. Ikan ini sangat unik karena bisa berjalan di darat. Ikan glodok adalah ikan amfibi. Ketika dia naik ke darat, ikan ini menggunakan kedua siripnya sebagai kaki depan. Ikan ini pun bisa berjalan di darat, biasanya di tanah berlumpur. Itu sebabnya ilmuwan barat menyebutnya mudskipper, si peloncat di lumpur. Anda bisa menjumpai ikan ini ketika berjalan menuju dermaga tempat naik perahu di Blok Bedul.
Ikan Glodok yang bisa berjalan di darat.
Selain ikan Glodok, ada juga spesies kepiting Uca (uca forcipata) yang capitnya besar sebelah.
Hewan lain yang bisa ditemukan adalah kera, biawak, burung elang, burung dara laut, belibis, bangau tongtong (Leptoptilos javanicus), ikan terbang, kodok rawa (mudskeper), king fisher, kecuk, kirik-kirik hingga burung migran dari benua Australia.

Untuk burung migran dari Australia hanya bisa ditemukan dalam bulan-bulan tertentu. 
Jika beruntung, pengunjung bisa menjumpai bangau setinggi 1 meter (sumber : Detik.com)

Perahu Gondang-Gandung


Untuk menyusuri wilayah Segara Anak kita bisa naik perahu yang biasa disebut masyarakat sekitar sebagai Gondang-Gandung. Yaitu berupa dua perahu yang digabungkan dengan lantai dan kursi dari kayu dan atap dari terpal. Dari pintu masuk Bedul kita hanya perlu berjalan kaki 5 menit menuju dermaga sepanjang 225 meter yang di kanan-kirinya dipenuhi tumbuhan mangrove.

Di ujung dermaga telah menanti perahu Gondang-Gandung yang digerakkan mesin diesel. Tarif untuk naik perahu Gondang Gandung cukup terjangkau. Untuk menyusuri Segara Anakan tarifnya Rp 200 ribu yang bisa mengangkut 10-15 orang.
Dermaga menuju perahu Gondang-Gandung (sumber : Kompas.com)
Perahu Gondang-Gandung siap mengantar wisatawan menyusuri Segara Anak.

Di mata turis mancanegara, pemandangan Segara Anak sering disamakan dengan Sungai Amazon di Brasil. Turis yang datang ke Blok Bedul biasanya tidak akan melewatkan untuk menyusuri Segara Anak. Diterima pemandu dari Taman Nasional Alas Purwo, mereka akan diajak menyisir sungai Segara Anak yang luas dengan airnya berwarna kecoklatan, dengan pepohonan bakau menghiasi tepiannya. Saat itulah Segara Anak terlihat bagaikan Sungai Amazon.
Asyiknya menyusuri rawa Bedul dengan perahu Gondang-Gandung.
Tidak hanya berkeliling Segara Anak, pengunjung juga bisa mengunjungi kawasan wisata lain, yakni kawasan Kere (tempat peristirahatan pencari ikan), Pantai Ngagelan dan Pantai Cungur.

Jika Anda ingin menelusuri hutan tropis di seberang untuk melihat pantai Bedul tarifnya hanya Rp 3.500,- untuk dewasa, dan Rp 2.000 untuk anak-anak.

Untuk mencapai seberang Segara Anak menuju pantai Bedul hanya diperlukan waktu 5 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melihat bukit Grajagan yang menjulang di sisi kanan dan hamparan hutan yang begitu luas di Alas Purwo di sisi kiri.

Daratan Bedul ini sebenarnya adalah wilayah darat yang terpotong oleh sungai Segara Anak, sehingga tampak seperti terpisah dari daratan utama Kecamatan Tegaldlimo.          

Setiba di daratan, pengunjung akan menjumpai pos penjagaan hutan dan papan nama Departemen Kehutanan bertuliskan Balai Taman Nasional Alas Purwo Sub Seksi Wilayah Konservasi rowo Bendo Pos Bedul. Terdapat jalan setapak menuju pantai Bedul di belakang pos tersebut.
Jalan menuju pantai Bedul
Sepanjang perjalanan pengunjung akan menjumpai sekawanan monyet ekor panjang dan jika beruntung bisa melihat burung merak betina.Pengunjung bisa bebas berinteraksi dengan monyet-monyet yang memang dibiarkan bebas di alamnya ini.

Kawanan monyet di hutan tropis Bedul.
Setelah berjalan kaki sepanjang sekitar 1 kilometer, maka sampailah kita di pantai Bedul. Hamparan pantai pasir hitam terlihat menghampar sejauh mata memandang dari barat hingga timur yang menjorok langsung ke laut selatan Jawa yang terkenal dengan ombak besarnya. Ada larangan mandi atau berenang bagi pengunjung mengingat ada bahaya terserat arus laut.



Sungai Kere


Di Segaro Anak ini, para wisatawan juga dapat mampir ke Sungai Kere. Sungai ini lebih sempit dari perairan yang besar sebelumnya. Semakin masuk ke dalam, alur sungai makin mengecil dan terlihat dangkal. Jarak antara Anda dan pepohonan mangrove pun amat dekat. Di sinilah turis asing menyebutnya sebagai Amazon!

Saat di Sungai Kere, aneka jenis suara serangga dapat terdengar jelas. Airnya pun berwarna cokelat, namun tanpa sampah sama sekali. Suasananya benar-benar tenang dan damai

Di Sungai Kere terdapat gubuk-gubuk di pinggir hutan bakau yang biasa dijadikan nelayan sebagai tempat singgah saat istirahat. Mereka hanya singgah, tidak menetap di sana. Beberapa kapal nelayan pun tertambat di tepian airnya. 






Gubuk yang digunakan  sebagai tempat istirahat oleh para nelayan. (sumber : Kompas.com)
Cungur

(sumber : Tnalaspurwo.org)
 Di sebelah barat Taman Nasional Alas Purwo, terdapat sebuah pantai bernama Cungur. Wilayah Cungur merupakan daratan hutan pantai yang hanya dibatasi oleh pengaruh pasang surut air laut yang masuk dari Samudera Hindia ke dalam muara sungai Segara Anak.

Lokasi ini menjadi habitat bagi burung-burung air untuk berkembang biak dan mencari makan. Setiap tahun berbagai jenis burung migran melintas dan datang ke tempat ini dalam jumlah besar. Setidaknya tercatat ada 39 jenis burung yang terdapat di wilayah ini. Para pengunjung yang memiliki kecintaan terhadap burung, peneliti, dan fotografer sering memanfaatkan aktivitas mereka untuk dijadikan objek wisata.
(Tnaslaspurwo.org)

Mandi Terapi Di Bedul
Selain untuk rekreasi, kawasan Bedul juga menjadi jujugan warga yang ingin menyembuhkan penyakit. Penyembuhan itu dengan cara mandi di pancuran air dekat tempat parkir wisata Mangrove Bedul.

Tempat mandi terapi di Bedul.
Mandinya di sini.
Pancuran air itu sebenarnya tidak muncul begitu saja. Awalnya, pengelola kawasan wisata membuat sumur bor dengan harapan bisa mengalirkan air bersih yang bisa disalurkan ke kamar mandi umum yang telah disediakan. Tetapi ketika dibor dengan kedalaman 32 meter sudah muncul air, padahal di daerah tersebut biasanya air bisa mengucur kalau dibor dengan kedalaman lebih dari 50 meter Kejadian itu menjadi kabar dari mulut ke mulut. Kabar itu rupanya menarik sejumlah orang, terutama mereka yang mempunyai penyakit seperti pegal-pegal, bahkan hingga sakit stroke.

Uniknya, warga yang berniat berobat memilih mandi dini hari. Bahkan jika malam Jumat, ratusan orang berbondong-bondong ke tempat itu, mulai tengah malam hingga pagi hari.

Tips Berwisata di Rawa Bedul:

1. Jangan membuang sampah di Rawa.

2. Sebaiknya membawa lotion anti nyamuk, sebab di hutan sektor Marengan, banyak nyamuk

3. Jika hendak bermalam, tidak ada salahnya membawa perlengkapan mancing. Sebab sensasi memancing di Rawa Bedul cukup menyenangkan.

4. Bawalah senter karena tidak ada penerangan. Cahaya yang tersedia hanya pantulan sinar rembulan.
5. Jika akan menyeberang ke pantai Bedul, sebaiknya menyimpan bekal makanan yang dibawa ke dalam tas dan jangan terlihat menyolok karena akan menarik perhatian kera-kera yang terdapat di hutan.


Cara Mudah untuk mencapai Wisata Mangrove Blok Bedul:

Untuk menuju ke Bedul, pengunjung bisa menggunakan sepeda motor atau mobil dengan menempuh jarak sekitar 50 km ke arah Banyuwangi selatan. Dengan jalanan yang bagus dan banyaknya papan penunjuk jalan menuju wisata alam ini, pengunjung tidak akan kesulitan berarti.

DENGAN KENDARAAN PRIBADI

    Dari Banyuwangi - Rogojampi - Srono - Muncar-Tegaldlimo-Sumberasri-Bedul
    Dari Banyuwangi-Rogojampi-Srono-Benculuk-Purwoharjo-Sumberasri-Bedul
    Dari Jember-Jajag-Benculuk-Purwoharjo-Sumberasri-Bedul

DENGAN KENDARAAN UMUM:

    Dari banyuwangi naik bus ke Srono dilanjutkan Muncar,dari muncar ganti angkudes menuju tegaldlimo, dari tegaldlimo naik ojek ke desa sumberasri dilanjutkan ke Bedul
    Dari Banyuwangi naik bus turun benculuk kemudian naik angkudes turun pasar curahjati dilanjutkan naik ojek menuju bedul.
    Dari jember naik bus turun benculuk kemudian naik angkudes turun pasar curahjati Kemudian dilanjutkan naik ojek menuju bedul.


Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

2 komentar:

  1. B3Tour&Travel,feel the sensation of the Amazon Atmosphere around Mangrove Blok Bedul....very exciting experience, will never forget adventure trough the river by traditional boat. It is a safe and sound for river trip

    BalasHapus

Scroll to top