KERUPUK KLUNTUNG PASINAN BANYUWANGI, BENTUKNYA UNIK MIRIP RUMAH KEONG

Banyak jenis kerupuk, baik bahan maupun bentuknya. Satu yang membuatnya sama, bunyi kriuknya ketika dimakan. Di Banyuwangi ada satu jenis kerupuk yang khas dan unik, namanya Kerupuk Kluntung. Dimana letak keunikannya?
Kerupuk kluntung Pasinan Banyuwangi, bentuknya unik mirip rumah keong.
Kerupuk kluntung Pasinan limited edition, hanya satu orang yang bisa membuatnya. (via Kompas.com)
Kalau rasanya sih tidak beda seperti umumnya kerupuk, yang istimewa proses pembuatannya. Pertama kali melihat Krupuk Kluntung perhatian orang akan tertuju pada bentuknya yang cukup unik, yaitu melingkar seperti rumah keong. Kluntung sendiri artinya adalah menggelung atau melingkar.

Kerupuk kluntung juga relatif lebih sehat karena pembuatannya tanpa menggunakan bahan pengawet.

Uniknya lagi, kerupuk Kluntung termasuk limited edition, karena hanya satu orang yang bisa membuatnya. Yaitu seorang wanita bernama Adeni (48), warga Dusun Pasinan, Desa Singojuruh, Kecamatan Singojuruh.

Kok bisa gitu ya? Ternyata ada kisahnya. Sudah banyak tetangga desa yang diajari membuat kerupuk ini, namun belum ada yang bisa membuatnya hingga sekarang.

Meskipun bahan pembuatan kerupuk mudah didapat, namun keterampilan membuatnya yang sulit diajarkan. Teorinya sih mudah, tapi praktiknya sulit untuk menghasilkan bentuk kerupuk kluntung yang bagus.

Banyak tetangga yang sudah dia ajari untuk membuat kerupuk ini, namun belum ada yang bisa. Meski bahan mudah didapat, keterampilan pembuatan kerupuk yang sulit ditiru. Ayo dibuktikan.

Cara Membuat Kerupuk Kluntung

Buat Kamu yang penasaran dengan kerupuk Kluntung, Bu Adeni membagi cara membuatnya, seperti dilansir Kompas.com berikut ini.

Untuk membuat kerupuk Kluntung, siapkan bahan yang terdiri :
- 1,5 kg tepung beras
- 1 kg tepung kanji
- Bawang putih secukupnya
- Garam dan penyedap rasa secukupnya

Untuk tepung beras bisa beli yang sudah jadi atau buatan sendiri seperti yang dilakukan Bu Adeni. Alasannya, jika membeli tepung beras yang sudah jadi, rasanya berbeda dan sulit untuk dibentuk.

Cara membuat :
- Rendam beras semalaman, lalu diselep menjadi tepung.
- Setelah jadi tepung beras selanjutnya kukus hingga matang.
- Setelah dikukus campur dengan bumbu garam dan bawang putih yang dihaluskan. Lalu diuleni dengan tepung kanji serta sedikit air sampai kalis.
- Untuk membuat kerupuk berwarna, saat diuleni tambahkan pewarna makanan.
- Untuk membentuk kerupuk, ambil adonan kerupuk lalu dibuat bulatan kecil.
- Selanjutnya diatas nampan yang sudah ditaburi tepung kanji, bulatan adonan dibentuk menjadi lonjoran seukuran ruas atas ibu jari.

Selanjutnya adonan berbentuk lonjoran itu siap dicetak menjadi bentuk ulat tanah (Agrotis Ipsilon Hufn) atau hileud tegel (Sunda) dan ulat lutung (Jawa).
- Mencetak adonan ini menggunakan alat yang sangat sederhana, berupa belahan seruas bambu dan daun pisang sebagai alas bambu bagian dalam.
- Adonan lonjong disandarkan ke dalam bambu dalam posisi tegak, dicetak dengan menekan menggunakan ibu jari tangan dari atas ke bawah adonan.

Kerupuk kluntung Pasinan
Kerupuk kluntung dicetak dengan bantuan ibu jari.(via Kompas.com)

Caranya, ujung adonan ditekan ke atas dengan ibu jari, lalu ibu jari geser sedikit ke bawah dan kembali memencet adonan ke atas, diulang sampai ujung bawah adonan.

Dengan cara tersebut permukaan adonan kerupuk jadi bergelombang, dan bentuknya menggulung atau melingkar seperti ulat meringkuk atau mirip rumah keong

Adonan kerupuk yang siap dikukus sebelum akhirnya digoreng matang (via Kompas.com)
- Setelah dicetak, kerupuk kluntung tersebut dikukus lalu dijemur hingga kering.
- Jangan lupa saat dikukus, kerupuk dialasi dengan daun pisang supaya tidak lengket dan rusak bentuknya.
- Agar renyah saat digoreng, kerupuk harus diangin-anginkan atau dijemur.
-Ketika digoreng gunakan minyak goring yang panas dan banyak. Kerupuk yang dimasukkan dalam penggorengan jangan terlalu banyak, agar kerupuk kluntung renyah dan mengembang bagus.

Setelah itu kerupuk kembali dikukus, dijemur 1 hari dan siap digoreng atau dijual. Pembeli disarankan kembali menjemur sebelum menggorengnya di rumah. Satu adonan dikerjakannya setengah hari, menghasilkan 250 kerupuk, dijual seharga Rp 25 ribu per 100 biji.

Kerupuk kluntung yang siap digoreng (via Kompas.com)
Dari seluruh proses pembuatan kerupuk kluntung ini, menurut Bu Adeni, tahap tersulit ketika mencetak adonan. Terbukti tidak semua orang bisa melakukannya.

Para tetangga yang sudah diajari beberapa kali cara mencetak kerupuk kluntung, tidak ada yang bisa. Hingga saat ini hanya Bu Adni yang bisa membuat kerupuk Kluntung di Pasinan, Banyuwangi.

Bu Adeni mengaku membuat kerupuk Kluntung sejak masih remaja dan belajar dari dari tetangganya yang bernama Mbok Ijah, yang juga pembuat krupuk Kluntung yang khas dari Pasinan.

Dalam sehari, Bu Adeni membuat satu resep kerupuk Kluntung dan menghasilkan 250 biji kerupuk mentah.

Untuk 1buah plastik berisi 100 biji kerupuk mentah dijual 25 ribu rupiah.

Ada keunikan lain dari kerupuk Kluntung ini, jarang dimakan sehari-hari seperti halnya kerupuk lain pada umumnya.

Menurut Bu Adeni, kerupuk kluntung biasanya disajikan saat hari raya dan hajatan baik untuk suguhan atau buah tangan untuk tamu yang datang.

Pada saat menjelang lebaran dan musim hajatan pesanan akan meningkat. Namun kendalanya tidak bisa membuat secara massal karena kendalanya hanya satu orang yang bisa menyetak kerupuk kluntung, yaitu Bu Adeni sendiri. Ketika pesanan banyak, dia harus rela bekerja ekstra hingga malam hari.

Nah, bisa dibilang proses pembuatan kerupuk Kluntung ini istimewa kan. Buat kamu yang kepo ingin mencoba rasa kerupuk Kluntung Pasinan, satu-satunya cara adalah bertandang langsung ke rumah Bu Adeni di Dusun Pasinan, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi.

Atau barangkali ada yang tertarik belajar cara membuat kerupuk kluntung? Datang ke Bu Adeni dan bilang “suhu, angkat aku jadi muridmu”.

Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top