BANYUWANGI FASHION FESTIVAL 2017, PANGGUNG BAGI DESAINER DAN MODEL LOKAL BANYUWANGI

Banyuwangi rutin menggelar serangkaian fashion show dengan tema yang berbeda. Ada pagelaran Banyuwangi Batik Festival, Festival Kebaya, Festival Busana Muslim sampai parade busana daur ulang. Semuanya berjalan sukses dan mendapat apresiasi positif dari para pemerhati dan pecinta fashion. Bahkan busana karya desainer Banyuwangi juga tampil di Indonesia Fashion Week (IFW) Jakarta.
Banyuwangi Fashion Festival 2017.
Banyuwangi Fashion Festival 2017, panggung bagi desainer dan model lokal Banyuwangi (via grup WA Sosmed Bwi)

Betapa tidak, perhatian dan dukungan Pemkab Banyuwangi terhadap perkembangan dunia fashion lokal Banyuwangi sangat tinggi. Selain menggelar fashion show tingkat nasional, para desainer dan model lokal Banyuwangi diberi ruang ekspresi yang sama. Bukan tak mungkin suatu hari kelak Banyuwangi menjadi salah satu kiblat fashion di Indonesia.

Ajang Banyuwangi Fashion Festival yang digelar di halaman Mal Pelayanan Publik, Sabtu (14/10/2017), menjadi panggung besar bagi para model dan desainer lokal Banyuwangi.

Acara ini merupakan yang pertama kalinya digelar oleh Pemkab Banyuwangi. Banyuwangi Fashion Festival sengaja digelar agar desainer lokal punya tempat tersendiri untuk memamerkan karyanya. Dengan demikian memunculkan rasa percaya diri bagi desainer dan model Banyuwangi.

Di ajang kali ini ada 9 desainer yang menampilkan berbagai karya yang dibawakan oleh 30 model. Mereka terdiri atas desainer profesional yang telah memiliki jam terbang di dunia fashion, selain desainer pemula yang baru saja menapaki bidang fashion. Di antaranya Sanet Sabintang, Oliss, Rizkyesa Sauqi, Miftahur Ridho, Bagus, dan Almira. Selain itu ada Setya Nugraha, Amuzacku Fahim dan IKM Sekar Jagad.

Puluhan busana ditampilkan dengan apik dalam festival ini. Mulai casual japanesse etnic, gaun kebaya, baju kantor, casual batik hingga busana muslim.

Bupati Azwar Anas mengatakan dengan konsistennya Banyuwangi menggelar fashion show, membuat Industri Kecil Menengah (IKM) busana berkembang. Saat ini terdapat tak kurang dari 40 IKM di Banyuwangi.

Mal Pelayanan Publik yang terletak di tengah kota, di kawasan Taman Sritanjung, sengaja dipilih menjadi lokasi venue. Selain lokasinya strategi karena berada dekat pasar, masjid Baiturohman, sentra kuliner dan tempat bermain, agar masyarakat tahu saat ini Banyuwangi telah memiliki tempat yang bisa mengurus dokumen di satu tempat.

Mal Pelayanan Publik Banyuwangi yang baru dibuka sejak awal Oktober 2017, menjadi tempat mengurus berbagai layanan dokumen bagi masyarakat yang berada dalam satu atap. Saat ini terdapat lebih dari 90 layanan yang disediakan, dan ditargetkan bisa melayani 150 layanan.

Berbagai pelayanan administrasi kependudukan seperti akte kelahiran dan kematian, kartu identitas anak, KTP; beragam jenis izin, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, PDAM, pelayanan izin terkait kendaraan di SAMSAT, hingga pembayaran retribusi daerah, bisa diurus di Mal Pelayanan Publik, satu-satunya mal yang ada di Banyuwangi. Karena di Banyuwangi tidak ada mal yang berisi toko modern yang menjual aneka produk seperti lazimnya mal di kota besar. 

Banyuwangi tetap keren tanpa mal!


Berikut penampilan para model dan karya desainer lokal Banyuwangi dalam ajang Banyuwangi Fashion Festival 2017 yang berlangsung di halaman Mall Pelayanan Publik. Sumber foto berasal dari grup whatsapp Sosmed Banyuwangi.









Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top