GREEN & RECYCLE FASHION WEEK 2017, PARADE BUSANA DAUR ULANG YANG BERKELAS

Barang bekas sering dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai sampah belaka. Tapi di Banyuwangi barang bekas dinaikkan kelasnya, bahkan diangkat menjadi tema festival, Green And Recycle Fashion Week. Dan ini sudah berlangsung selama 3 tahun berturut-turut.

Festival Green and Recycle Fashion Week 2017
Salah satu peserta anak-anak via Facebook.com/KabupatenBanyuwangi

Banyuwangi ingin memberi contoh bahwa barang bekas bisa didaur ulang menjadi sebuah karya yang berharga dengan membentuknya menjadi sebuah busana yang menawan.

Festival busana dari bahan bekas ini sebagai bentuk kampanye Banyuwangi untuk mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan, khususnya dalam mengurangi sampah. Fashion dipilih sebagai bentuk kampanye, lantaran cara ini dianggap menyenangkan dan menarik orang untuk datang.

Dengan  cara ini masyarakat bisa memahami cara memanfaatkan sampah yang bisa didaur ulang. Misalnya kertas atau plastik yang dianggap sebagai onggokan barang yang tidak bermanfaat bisa disulap menjadi produk baru yang memiliki nilai lebih dengan sentuhan seni dan kreatifitas.

Banyuwangi sendiri terus berupaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dikelola masyarakat. Saat ini setiap orang di Banyuwangi menghasilkan sampah 2,7 kg per rumah tangga, atau sekitar 400 ribu ton sampah per tahunnya.

Salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah tersebut adalah membiasakan mengolah sebagian sampah tersebut dengan reduce, reuse and recycle (Mengurangi, Memanfaatkan Kembali, dan Mendaur Ulang).
"Mengubah kebiasaan masyarakat memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak bisa. Kami tidak akan berhenti untuk terus mengkampanyekan hal ini. Ini upaya kami untuk sumbangsih menciptakan dunia yang lebih baik," kata Bupati Anas.
Festival Festival busana daur ulang 'Green and Recycle Fashion Week' yang digelar pada Sabtu (25/3/2017), di Gedung Seni Budaya, Banyuwangi kembali meneguhkan tekad Pemkab Banyuwangi merdeka dari sampah.

Tahun ini Festival Green and Recycle Fashion Week’ mengusung tema Paper Mixed Plastic. Fashion yang ditampilkan harus memenuhi kriteria yang ditetapkan yakni terdiri atas 40 persen kertas, 40 persen plastik, dan 20 persen bahan lain.

Untuk kertas bisa dari kertas koran, majalah, atau kertas lainnya. Untuk plastik bisa dari limbah kemasan shampoo, gelas/botol minuman, tas plastik hitam/ warna warni, bungkus minuman kopi, bungkus sabun cuci, bungkus coklat hingga tutup air mineral. Sedangkan material lainnya bisa dari kayu bekas, kain perca, kancing baju, dan lainnya.

Sebanyak 319 peserta yang berasal dari kalangan pelajar TK hingga SMA, mahasiswa, serta karyawan instansi pemerintah/ swasta se Kabupaten Banyuwangi beradu kreativitas menampilkan busana daur ulang terbaik yang akan dinilai dewan juri.

Penilaian dilakukan berdasarkan empat kriteria, yaitu keindahan motif, originalitas/ keaslian ide, kreativitas/ ketepatan dalam memadupadankan bahan, serta prosentase bahan baku.

Berikut warna-warni penampilan para peserta Green and Recycle Fashion Week Festival 2017 :

Peserta anak-anak Green and Recycle Fashion Week 2017 via Facebook.com/KabupatenBanyuwangi/

Festival busana daur ulang Banyuwangi 2017.
Peserta anak-anak Green and Recycle Fashion Week 2017 via Facebook.com/KabupatenBanyuwangi/

Peserta anak-anak Green and Recycle Fashion Week 2017 via Facebook.com/KabupatenBanyuwangi/
Peserta anak-anak Green and Recycle Fashion Week 2017 via Facebook.com/KabupatenBanyuwangi/

Parade busana dari barang bekas di Banyuwangi.
Peserta Green and Recycle Fashion Week 2017 via Instagram.com/imrongie









Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top