RATUSAN BARONG BERKUMPUL DI FESTIVAL BARONGAN NUSANTARA 2015 BANYUWANGI

Festival Barongan Nusantara 2015 - Barong adalah karakter dalam mitologi Bali yang melambangkan kebaikan. Meskipun barong lebih identik dengan Bali, ternyata barong juga terdapat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Banyuwangi.
Festival Barongan Nusantara 2015 di Banyuwangi.
Festival Barongan Nusantara (foto : Banyuwangikab.go.id)
Barong sendiri dalam mitologi Banyuwangi digambarkan dalam bentuk makhluk raksasa berkepala besar dengan mata melotot dan taring keluar. Diyakini sebagai penolak bala oleh masyarakat Osing, suku asli Banyuwangi, barong yang tumbuh dan berkembang sejak dulu kala ini  juga dimaknai sebagai simbol kebersamaan. Sehingga hampir di setiap ritual digelar, selalu melibatkan barong di dalamnya. 

Nah apa jadinya jika bermacam-macam Barong berkumpul di satu tempat? Inilah yang dilakukan Pemkab Banyuwangi. Untuk pertama kalinya di Banyuwangi digelar Festival Barongan Nusantara yang berlangsung di sepanjang jalan protokol Banyuwangi, Minggu (11/10/2015). Even yang merupakan rangkaian Banyuwangi Festival 2015 ini dimeriahkan 500 penampil dari berbagai daerah di Pulau Jawa.

Sebelum tampil, acara diawali dengan Ruwatan Barong Dandang Wiring, yaitu ritual kuno dengan menutupi Barong menggunakan kain putih dan ditandu oleh 4 orang. Barong tersebut kemudian dimandikan, disandingi peras (uba rampe yang biasanya digunakan orang pada hajatan besar), diasapi, dan dibacakan mantra.

Sementara itu di belakangnya terdapat 40 Gandrung beserta 20 laki-laki membawa umbul-umbul yang mengiringi Barong Dandang Wiring untuk diruwat. Ritual kuno ini dipercaya oleh masyarakat Banyuwangi agar barong tetap memiliki tuah dan semakin tajam dalam menghadapi segala gangguan.  
Setelah prosesi tersebut, barong dari seluruh pulau Jawa dengan nama berbeda-beda, yaitu Barong Bali, Reog Ponorogo, Gembong Amijoyo dan Barong Rontek Singo Ulung (Bondowoso) siap melakukan pawai di Jalan Protokol Banyuwangi.

Diawali dengan munculnya representasi singa putih bernama Barong Rontek Singo Ulung dari Kabupaten Bondowoso.
Barong Rontek Singo Ulung (foto : Twitter.com/banyuwangi_kab) 
Kemudian diikuti  barong dari Banyuwangi, yakni Barong Kumbo. Kemunculan Barong Kumbo yang berukuran besar diikuti oleh Kucingan yang beratraksi layaknya seekor kucing yang bermain-main dengan gerakan lincah dan menggoda.
(foto : Twitter.com/banyuwangi_kab)
Di belakangnya menyusul Barong Bali yang penampilannya diiringi alat musik pukul  yang rancak dan diikuti sejumlah Leak.
(foto : Twitter.com/banyuwangi_kab)
Setelah Barong Bali, giliran Barong Osing dan Barong Prejeng dengan sekumpulan burung serta pitik-pitikan yang ujuk gigi dihadapan penonton.
(foto : Twitter.com/banyuwangi_kab)
Di bagian akhir, giliran Reog Ponorogo bersama Ganongan yang membius ribuan penonton lewat fragmen peperangan “Geger Bumi Lodaya” menutup festival ini.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemkab akan terus berikhtiar memberikan tempat bagi seniman dan budayawan Banyuwangi untuk beraktualisasi. Diantaranya lewat gelaran Festival Barongan Nusantara ini.

“Banyuwangi itu punya banyak barong. Lewat festival ini kami ingin memunculkan histori tentang barong yang selalu mengingatkan kita akan jati diri bangsa. Apalagi kesenian yang telah lama muncul di masyarakat ini merupakan manifestasi kebaikan dan pelindung masyarakat, yang dulu juga menjadi sarana dakwah dan perjuangan. Semoga event ini menjadikan Barong Banyuwangi terus berkembang dan tetap lestari,” kata Bupati Anas.

Untuk diketahui,  pada bulan Agustus lalu, kesenian barong Banyuwangi mendapatkan kehormatan untuk tampil mengisi Frankfurt Book Fair 2015 diMuseumsurferfest, Frankfurt, Jerman. Barong Banyuwangi tampil selama 3 hari berturut-turut bersama dengan penampilan beberapa musisi kenamaan tanah air, seperti Djaduk Ferianto dan Kua Etnika, Dwiki Dharmawan, dan J-Flow.

Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Scroll to top