AIR TERJUN YANG BERADA DI BANYUWANGI

Air Terjun di Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi memiliki puluhan wisata air terjun yang tersebar di jumlah kecamatan. Mulai dari kawasan Kaliselogiri, Kecamatan Kalipuro, yang berbatasan dengan Kecamatan Wongsorejo hingga Kecamatan Kalibaru, terdapat sejumlah air terjun yang rata-rata kondisinya masih alami sekali, namun menyimpan potensi besar untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata dan sebagian besar belum banyak diketahui masyarakat serta belum digarap secara profesional.

Berikut ini sejumlah air terjun di Kabupaten Banyuwangi yang dapat Anda nikmati keindahannya.

AIR TERJUN JAGIR  
Air Terjun Jagir atau Karanganyar, merupakan salah satu tempat wisata menarik yang terdapat di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Di sini pengunjung dapat menikmati jernihnya air sungai yang mengalir dari ketinggian 50 meter. Warga setempat percaya, air yang mengalir di aliran sungai tersebut mampu menyembuhkan segala macam penyakit.
Air terjun Jagir
Air Terjun yang terdapat di lokasi ini ada 3 macam yang bersumber dari 3 mata air yang berbeda, yaitu Sumber Jagir, Sumber Pawon dan Sumber Buyut Ijah.

Suasana yang penuh dengan kesegaran mampu membawa pengunjung terhanyut dalam kedamaian. Selain itu, di lokasi tersebut juga terdapat tebing-tebing yang menjulang tinggi, yang cukup menantang bagi para pecinta olahraga adrenalin, dapat mencoba climbing disana.


AIR TERJUN SELLO TIRTO


Lokasi Air terjun Sello Tirto berada di wilayah PTPN XII Kebun Pasewaran, yang terletak di desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, sekitar 50 km dari kota Banyuwangi. Untuk mencapai lokasi air terjun, pengunjung harus berjalan 100 meter dari tempat pemberhentian terakhir, selanjutnya menuruni jalan setapak.


AIR TERJUN SELOGIRI
Air terjun Selogiri, Kalipuro, Banyuwangi.

Air terjun Selogiri terletak kira-kira 13 km ke arah utara kota Banyuwangi. Kawasan wisata ini masuk wilayah administrasi Kecamatan Kalipuro. Dinamakan  Air Terjun Selogiri karena lokasinya berada di daerah Perkebunan PTPN XII Selogiri. Sebagaimana air terjun lain di Banyuwangi yang lokasinya masuk area perkebunan, diperlukan perjuangan untuk mencapainya, karena harus melalui jalan yang masih berbatu atau jalan makadam.


Untuk menuju lokasi Air Terjun Selorejo bisa menggunakan motor trail atau sport, jangan motor matik mengingat medannya yang berbatu. Jika naik mobil sebaiknya memakai mobil dengan penggerak empat roda atau four wheel drive (4WD). Jika terpaksa memang bisa dicapai dengan kendaraan niaga. Tetapi, jangan sekali-kali menggunakan kendaraan roda empat yang bertipe sedan atau SUV.

Dari Banyuwangi kota melewati jalan raya menuju Pelabuhan penyeberangan Ketapang, menuju ke utara untuk sampai di wilayah Perkebunan Selogiri sejauh 3KM. Setelah melewati terminal Bus, Anda akan menjumpai papan petunjuk menuju ke Air Terjun Selogiri, lalu yang mengarah sebuah jalan yang tidak terlalu lebar.

Anda harus masuk ke gang di sebelah kiri jalan tersebut untuk menuju Perkebunan  PTPN XII Selogiri. Dari jalan raya, Air Terjun Selogiri hanya berjarak 7KM atau kira-kira ditempuh selama 40 menit dengan mobil. Anda akan memasuki kawasan hutan dengan mayoritas tanaman kayu jati. Jangan kaget jika di tengah hutan Anda menjumpai perkemahan tentara, karena memang wilayah tersebut sering dipakai kegiatan latihan militer.



Setelah sampai di perbatasan Perhutani, Anda akan menemukan jembatan dengan papan petunjuk berisi ucapan selamatan datang di Hutan Pendidikan Blok Selogiri. Lanjutkan perjalanan sampai Anda menjumpai PAL ARBORETUM, yang berarti Anda sudah berada di lokasi Air Terjun Selogiri.



Dari sini suara gemuruh air terjun terdengar sayup-sayup, yang menandakan bahwa letaknya sudah tidak jauh lagi. Tidak ada tempat parkir di tempat tersebut, jadi biarkan kendaraan Anda di pinggir jalan dan lanjutkan perjalanan sekitar 200m lagi melalui jalan setapak menuju arah Air Terjun Selogiri.


AIR TERJUN KALONGAN
Desa Pesucen, di Kecamatan Kalipuro sebenarnya memiliki potensi yang luar biasa di bidang wisata alam. Salah satunya adalah Air Terjun Kalongan. Air terjun Kalongan yang memiliki ketinggian sekitar 10 meter ini, pernah mengalami masa jaya di era 1980 hingga 1990 an, dimana air terjun ini menjadi jujugan bagi warga lokal. Tempat wisata yang dibuka sejak 1980 itu memiliki keindahan yang alami, airnya sangat jernih dan dingin, dikelilingi perbukitan di sekitarnya. Di lokasi wisata ini terdapat kolam pemandian yang memiliki kedalaman sekitar 15 meter. Sebuah bendungan dibangun di bawah Kalongan yang memanfaatkan potensi sumber air yang melimpah. Bendungan ini dimanfaatkan untuk air minum di wilayah Kalipuro dan sekitarnya. Namun sangat disayangkan, dalam perkembangannya, karena ketiadaan modal yang cukup, air terjun itu kini tak terawat.

Air terjun Kalongan, Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Air Terjun Kalongan di Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro.

AIR TERJUN KALIBENDO

Air Terjun Kalibendo memiliki ketinggian sekitar 10 M dan berada di dalam kawasan Agro Wisata Kalibendo, yang terletak di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Jaraknya sekitar 15KM dari kota Banyuwangi ke arah barat daya, satu arah dengan lokasi wisata Gunung Ijen. Di kawasan Kalibendo ini terdapat perkebunan karet, kopi dan cengkeh.

Untuk menuju lokasi Air Terjun Kalibendo, dari pusat kota Banyuwangi perjalanan diarahkan ke Terminal Sasak Perot di Desa Bakung, Kecamatan Glagah. Selanjutnya lurus ke arah barat hingga tiba di pertigaan Patung Barong di Desa Banjarsari.  Dari pertigaan ini mengambil arah lurus melintasi Desa Kemiren hingga desa Tamansuruh. Selanjutnya perjalanan diteruskan beberapa menit hingga masuk Desa kampung anyar.
Pintu masuk Perkebunan Kalibendo
Setelah masuk gerbang PT Perkebunan kalibendo dan membayar tiket  yang relatif murah, kendaraan dapat diparkir di tempat yang disediakan di depan gedung pertemuan.  Dari sini perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak, melewati lapangan sepakbola, perkebunan cengkeh dan pohon bendo. Jalannya sangat menanjak dan melewati puluhan anak tangga, sehingga cukup menguras tenaga. Sebaiknya pengunjung jangan datang dalam keadaan perut kosong.

Anak tangga menuju Air Terjun Kalibendo
Selanjutnya akan tiba di sungai dengan jembatan di atasnya.  Di pinggir sungai ini banyak ditemui beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman. Pengunjung biasanya mandi atau turun di sungai ini, terdapat kamar ganti baju di tempat ini. Namun harus hati - hati karena banyak lintah nya.
Jembatan bambu
Setelah menyeberangi jembatan kayu selebar 1 m di atas sungai tersebut tampak menghampar perbukitan dan tanaman heterogen. 

Dari jembatan tersebut perjalanan diteruskan (masih melewati jalan setapak) di sepanjang tebing di sisi atas sungai, sejauh  kurang lebih 300 m ke arah barat hingga tiba di sungai lagi.  Dan akhirnya ikuti aliran sungai tersebut dengan menyusurinya hingga bertemu dengan tikungan sungai yang dikelilingi tebing. Di balik ujung sungai bertebing itulah lokasi air terjun nya.
Air terjun Kalibendo, di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Air Terjun Kalibendo.
Air terjun Kalibendo, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.

AIR TERJUN ANTOGAN
Air Terjun Antogan terletak di Dusun Krajan, Desa Bunder, Kecamatan Kabat . Air terjun ini memiliki ketinggian 7 meter dengan pemandangan sekitar yang masih alami. Pepohonan yang rindang disertai suara gemericik air membuat suasana terasa berbeda berada di tempat ini.
Anak-anak dan orang dewasa bisa mandi atau sekadar bermain air yang bening. Warga juga menyewakan ban untuk pelampung dengan tarif terjangkau. Jika merasa lapar dan haus, pengunjung dapat menikmati bakso atau makanan lain yang terdapat di sekitar lokasi air terjun.  


Air terjun Anton, Kecamatan Kabat, Banyuwangi.
Air terjun Antogan

AIR TERJUN DESA SEGOBANG
Perbukitan di Desa Segobang, Kecamatan Licin, Banyuwangi, tak hanya dikenal memiliki view lereng Gunung Ijen yang menawan. Kawasan tersebut ternyata juga memiliki beberapa air terjun alami yang sangat eksotik. Selama ini, air terjun di daerah tersebut jarang dikunjungi warga. Salah satu penyebabnya, belum ada akses jalan yang memadai menuju lokasi tersebut.

Ada beberapa jalur alternatif menuju air terjun tersebut. Namun, semua jalur harus ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 30 menit. Titik terdekat yang bisa dijangkau kendaraan roda empat dan sepeda motor berjarak dua kilometer lebih dari air terjun. Dari pertigaan tong di Desa Segobang, kita bisa berbelok ke timur sekitar satu kilometer.

Selanjutnya, akan ada lagi persimpangan kecil. Nah, dari situ kita belok ke selatan dan mengikuti jalan tersebut hingga belokan ke timur sejauh 300 meter. Begitu ada jalan yang agak lebar di depan toko dan bekas pasar dadakan, di sanalah kendaraan diparkir. Di lokasi parkir itu ada jalan setapak ke arah selatan. Di sana sama sekali tidak ada tulisan atau petunjuk arah menuju air terjun. Namun, kita bisa mengandalkan warga setempat untuk minta penjelasan petunjuk arah menuju grojogan (air terjun).

Dari jalan setapak yang menurun di kawasan persawahan itulah perjalanan hiking dimulai. Kita akan menyusuri jalan setapak dengan pemandangan sawah bertingkat atau teras siring. Sesekali ada bukit dengan tanaman khas hutan tropis di tepi sungai. Jalannya pun berkelok-kelok dengan ramai iringan kicau burung dan suara serangga. Sesekali terdengar suara gemuruh kiling (baling-baling bambu berukuran besar) yang dipasang warga di pucuk pohon. Suaranya menderu mirip suara pesawat yang akan tinggal landas.

Sepanjang jalan, kita akan menyeberangi dua sungai kecil dengan titian bambu. Untuk menyeberangi sungai itu, kita harus melangkah tanpa ragu tapi tetap hati-hati. Sebab, bila terpeleset sedikit, kita bisa jatuh terjungkal menghantam bebatuan di sungai tersebut. Meski jalannya berkelok-kelok dan naik-turun, tapi sesekali kita akan berpapasan dengan petani setempat. Kita bisa menanyakan arah air terjun kepada mereka.

Setelah melintasi dua bukit kecil dan menyeberangi dua sungai, kita akan melewati hamparan sawah terassiring kembali. Nah, pada sungai yang ketiga setelah terassiring tersebut, kita akan kembali mendengar aliran sungai. Di sungai itulah grojogan itu berada. Deru air yang menghunjam di air terjun tersebut terdengar dari jarak beberapa ratus meter. Kita tinggal mencari sendiri jalan turun ke sungai di kawasan air terjun tersebut.

Namun, menuruni tebing itu bukan hal yang mudah. Sebab, selain memiliki kemiringan cukup tajam, kondisi tanah di kawasan tersebut licin. Apalagi, titik-titik air percikan air terjun yang lembut membuat tanah di kawasan tersebut subur ditumbuhi lumut yang licin. Sambil menikmati segarnya air terjun, kita juga bisa mandi dan bermain air di grojogan tersebut.

Kedalaman air di sekitar air terjun tersebut tidak melebihi 1,5 meter. Untuk orang dewasa, kedalaman tersebut relatif aman untuk berenang. Situasi segar dan pemandangan yang menarik serta alami bisa mengobati rasa lelah setelah berjalan kaki menyusuri beberapa tanjakan di jalan setapak.

Grojogan besar itu bukanlah satu-satunya air terjun di Desa Segobang. Berjarak sekitar satu kilometer ke arah timur laut dari lokasi pertama, terdapat pula air terjun yang tak kalah eksotis.

Air terjun Segobang, Kecamatan licin, Banyuwangi.Untuk menuju lokasi kedua tersebut, kita harus kembali menyusuri pematang sawah. Setelah melewati hamparan sawah, kita akan turun ke aliran sungai yang berbeda dengan aliran grojogan besar sebelumnya. 

Lagi-lagi, untuk menuju sungai tersebut kita harus menuruni tebing yang cukup licin dengan derajat kemiringan yang tajam. 

Kawasan di bawah air terjun tersebut mungkin kurang nyaman untuk berenang. Banyak bebatuan, dan kedalaman airnya belum diketahui.

Pemandangan air terjun yang satu ini tak kalah eksotik, walaupun debit air tak sebesar air terjun sebelumnya, tapi jauh lebih tinggi. Mungkin ketinggian air terjunnya melebihi 15 meter, atau bahkan 20 meter. 










AIR TERJUN LIDER
Air Terjun Lider berada di Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon. Ketinggian air terjun ini mencapai 80 meter.

Lokasinya masih perawan, karena berada di pelosok desa. Untuk menjangkaunya, pengunjung harus menempuh jarak 45 kilometer (Km) dari Kota Banyuwangi. Air terjun ini berada di kawasan hutan lindung petak 74, Blok Lider.

Jangan heran, apabila pemandangannya didominasi hutan dengan pepohonan nan hijau dan bebatuan di dasar kolam airnya. Karena kejernihan airnya, maka bebatuan itu tampak jelas di dasar kolam.

Untuk mencapai lokasi  Air Terjun Lider, pengunjung bisa menempuh melalui dua rute, yakni dari Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu atau Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon. Dari Desa Sumber Arum, jaraknya dari perkampungan sekitar 8 km. Sedangkan dari Desa Jambewangi sekitar 15 km. 
Air terjun Lider, Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
Air terjun Lider
AIR TERJUN SELENDANG ARUM
Air Terjun Selendang Arum yang letaknya  berada di lereng Gunung Raung, aliran Sungai Badeng, tepatnya di Dusun Sumberasih, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon ini, memiliki ketinggian 30 meter. Air terjun ini tergolong masih baru dikenal oleh masyarakat. Penemunya adalah Sugiono, salah satu staf Desa Sumberarum pada tanggal 31 Agustus 2013. Selain pesona keindahan alaminya, air terjun ini juga bisa memacu adrenalin para pengunjung pada saat melewati tebing tebingnya yang tinggi.

Dibandingkan air terjun Lider yang juga terletak di Kecamatan Songgon yang sudah populer, Selendang Arum tidak kalah eloknya, bahkan ada yang menilai lebih bagus.

Keistimewaan dan keunikan dari air terjun Selendang Arum terletak pada airnya yang tidak langsung meluncur ke bawah, melainkan mengalir melewati bebatuan pada dinding tebing yang licin. Ketika sinar matahari menembus kawasan itu, membuat aliran air di bebatuan licin itu memancarkan kilauan sinar nan indah dipandang mata. Struktur  bebatuan di air terjun ini terbilang unik dan beda dengan air terjun yang lain, karena mirip lempengan batu yang berbentuk seperti selendang yang sedang dijemur, karena itu air terjun tersebut dinamakan Air Terjun Selendang Arum.
Air terjun Selendang Arum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.


Penemuan air terjun Selendang Arum tersebut sempat membuat heboh warga sekitar. Bagaimana tidak, selama ini warga tidak pernah mengetahui keberadaan air terjun tersebut. Sebab, air terjun tersebut berada di balik rerimbun pohon. Hal itu menyebabkan air terjun tersebut tidak pernah dijamah warga sekitar. Padahal, tak jauh dari air terjun tersebut adalah hamparan lahan yang ditanami sayur seladah.

Penemuan air terjun eksotik itu bermula saat dua perangkat desa mencari lokasi Air Terjun Delik. Awalnya, Sugiono, kepala urusan kesejahteraan rakyat (Kaus Kesra) desa setempat, penasaran ingin melihat Air Terjun Delik yang memang sudah dikenal warga dan akses jalannya mudah.
Setelah mengetahui Air Terjun Delik, katanya air terjun ter sebut masih belum cukup untuk ‘’dijual’’ sebagai tempat wisata. Setelah itu, dia bertanya ke pada para petani seladah barang kali ada air terjun lain. “Katanya di bawah lagi ada grojokan,” kata Sugiono. Karena diselimuti rasa penasaran, dia bersama petani tersebut melihat grojokan yang dimaksud tersebut dari atas. Ternyata, pemandangan air terjun tersebut cukup potensial.

Akhirnya dia memutuskan mencari jalan agar bisa sampai di bawah. Karena tidak ada jalur yang bisa dijangkau untuk menuju lokasi, dia terpaksa turun ke tebing mencari jalan sendiri. Usaha keras tersebut membuatkan hasil. Dia kaget setelah melihat keindahan panorama air terjun tersebut.
Penemuan air terjun baru tersebut diberitakan oleh surat kabar lokal. Dari sini informasi keberadaan Air Terjun Selendang Arum menyebar. Para pengunjung pun datang silih berganti setelah membaca berita tentang Air Terjun Selendang Arum.

Untuk menuju air terjun Selendang Arum, dari Kecamatan Genteng ambil arah menuju ke Gendoh. Setelah sampai di pertigaan Gendok, belok ke kiri lalu lanjutan perjalanan sampai melewati perkebunan cengkeh, lalu Anda akan menemukan pertigaan, belok ke kanan. Sampai di sini Anda bisa bertanya pada penduduk setempat yang Anda jumpai, mereka pasti dengan senang hati menunjukkan lokasi Air Terjun Selendang Arum.

Lokasi air terjun Selendang Arum sebetulnya tidak terlalu jauh, yaitu hanya sekitar 500 meter dari pemukiman warga, namun medannya memang tidak mudah. Rute yang dilalui adalah jalan setapak. Praktis, untuk menjangkau lokasi air terjun tidak bisa diakses semua kendaraan. Pengunjung harus melewati jalan terjal, bebatuan, lalu menuruni bukit, dan melewati indahnya persawahan. Namun justru ini bisa menjadi daya tarik tersendiri dan tantangan tersendiri bagi wisatawan. Perjuangan dan rasa capek untuk mencapai lokasi air terjun akan terbayarkan ketika melihat derasnya air yang turun dari bebatuan yang
Perjalanan menuju air terjun Selendang Arum akan melewati areal persawahan.
Selama menempuh jalan setapak, para pengunjung akan disuguhi panorama indah di sekitar lereng Gunung Raung. Selain itu, hamparan tanaman sayur selada menjadi bonus tersendiri. Tidak jauh dari lokasi itu, juga ada air terjun Delik dengan ketinggian sekitar 25 meter. Selain itu, ada air terjun lain, yaitu air terjun Sendang yang lokasinya berada di bawah air terjun Selendang Arum.

Songgon tidak hanya terkenal dengan wisata Rowo Bayu nya, tapi juga memiliki air terjun Giri Asih. Kalau Rowo Bayu arahnya di Songgon utara, maka air terjun Giri Asih arahnya di Songgon selatan.

AIR TERJUN GIRI ASIH
Songgon tidak hanya terkenal dengan wisata Rowo Bayu nya, tapi juga memiliki air terjun Giri Asih. Kalau Rowo Bayu arahnya di Songgon utara, maka air terjun Giri Asih arahnya di Songgon selatan.

Air Terjun Giri Asih letaknya di atas air terjun Selendang Arum.Untuk mencapainya lumayan sulit karena harus melewati sawah-sawahan dan turun kebawahnya curam. Di sekitar air terjun banyak tanaman sayur selada. Karena itu keberadaan air terjun setinggi 25 meter tersebut tidak asing bagi warga sekitar. Pengelolaan air terjun ini dilakakukan oleh Karang Taruna setempat.


Air terjun Giri Asih
AIR TERJUN TELUNJUK DEWA RAUNG 
Air terjun yang satu ini memang bentuknya agak unik. Sekilas, air terjun ini seperti jari telunjuk orang dewasa. Sehingga orang-orang kemudian menyebutnya sebagai Air Terjun Telunjuk Dewa Raung. Tambahan Dewa Raung itu sebagai simbol jika lokasi air terjun itu berada di lereng Gunung Raung. Air terjun yang diperkirakan memiliki ketinggian sekitar 20 meter ini lokasinya di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.

Air terjun Telunjuk Dewa Raung, Banyuwangi.
Air terjun Telunjuk Dewa Raung, bentuknya seperti jari yang menunjuk ke atas.
Air terjun Teluk Dewa Raung letaknya tidak jauh dari Air Terjun Selendang Arum, Air terjun yang baru di temukan itu juga memiliki keindahan alam yang memesona. Lokasinya dekat jika dibandingkan air terjun Selendang Arum. Namun, para pengunjung harus melewati jalur setapak. Jalan setapak itu ditempuh hanya beberapa menit. Hutan belantara akan memuaskan jiwa petualangan. Tak lama berselang, suara air sudah terdengar. Bahkan air terjun tersebut sudah terlihat dari kejauhan. Dari air terjun Telunjuk Dewa Raung, puncak Gunung Raung tampak lebih dekat.

Para pengunjung akan terkesima dengan pohon beringin besar di tengah perjalanan. Usia pohon tersebut diperkirakan sudah ratusan tahun. Pemandangan itu menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan dari kunjungan menuju ke air terjun Telunjuk Dewa Raung. 

Di balik air terjun ini ternyata terdapat sebuah gua yang cukup dalam. Belum diketahui kedalaman gua tersebut. Yang juga menarik, dalam gua itu mengeluarkan mata air. Mata air itu juga alami dan sangat jernih. Sama dengan air terjun lain, suhu air tetap dingin. 



AIR TERJUN TIRTO KEMANTEN

Di kecamatan Kalibaru, yang merupakan wilayah paling ujung barat dari Kabupaten Banyuwangi yang berbatasan dengan Kabupaten Jember, terdapat air terjun yang indah. Penduduk setempat menyebutnya air terjun Tirto Kemanten. Tirto berarti air, Kemanten artinya penganten. Disebut demikian karena air terjun ini memiliki dua aliran air yang sepintas mirip jejeran pengantin lelaki dan perempuan. Air terjun berketinggian 12 meter ini terletak di areal perkebunan PTPN XII, Dusun Wonorejo, Kecamatan Kalibaru. Dari Stasiun Kalibaru jaraknya hanya 3 Km. Sepanjang perjalanan menuju lokasi air terjun ini, mata pengunjung dihibur dengan pemandangan pohon kakao dan persawahan, yang berbatasan langsung dengan pegunungan Gumitir. Ketika tiba di lokasi air terjun, kedatangan pengunjung disambut suara gemuruh air yang eksotis. Hawa dingin yang segar disertai butiran-butiran air beterbangan membuat pengunjung kerasan berlama-lama. 
Air terjun Tirto Kemanten, Kalibaru, Banyuwangi.
Air terjun Tirto Kemanten

AIR TERJUN WATU KURUNG

Air Terjun Watu Kurung tergolong masih baru, karena secara resmi baru ditemukan pada tanggal 1 September 2012 lalu oleh seorang penduduk setempat yang bernama Pak Elok. Air terjun ini tergolong alami karena bersumber dari gunung Raung,  para pendaki gunung Raung bisa memanfaatkannya untuk menyegarkan diri sebelum dan setelah melakukan perjalan panjang menuju puncak sejati Raung. Air terjun ini dinamakan Kurung sesuai dengan lokasinya yang dikelilingi oleh tebing-tebing dan bebatuan yang mengelilingi terjun tersebut.
 

Air Terjun Watu Kurung terletak sekitar 15 km dari Kecamatan Kalibaru, menuju ke arah Komplek Petak 14 Kebun Jatirono, Dusun Jati Pasir, Desa Kajarharjo. Sesampainya di perkampungan terakhir di Jati Pasir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 2,5 km melewati lereng Gunung Raung yang masih sangat asri. Anda bisa memanfaatkan jasa warga setempat untuk mengantar Anda menuju ke lokasi air terjun.


Medan jalan menuju Air Terjun Watu Kurung membutuhkan mental yang kuat dan energi yang cukup besar. Karena pengunjung harus menempuh jalan setapak menembus hutan Liana dan tumbuhan semak dengan tantangan medan yang ekstrim. Sesekali pendaki harus merangkak menghadapi jalan yang curam dan licin. 

Di sepanjang lintasan  wisatawan akan menemui beragam jenis tumbuhan lumut (Bryophyta) terutama spesies lumut hati ( Marchantia sp.) dan jenis-jenis tumbuhan paku (Pteridophyta), sehingga sangat cocok untuk dipilih sebagai tempat observasi lapang bidang kajian ilmu Botani. Meski belum dikenal masyarakat luas, Waterfall of Watu Kurung boleh dikatakan sebagai surganya para petualang.

Di kompleks Air Terjun Watu Kurung terdapat 3 air terjun sekaligus, yaitu Air Terjun Setaman, Air Terjun Anakan, dan Air Terjun Watu Kurung.


AIR TERJUN SETAMAN 

Air terjun Setaman, Kalibaru, Banyuwangi.

Lokasinya masih satu komplek dengan Air Terjun Watu Kurung, Kompleks Petak 14 Kebun Jatirono, Dusun Jati Pasir,  Desa Kajarharjo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Jaraknya sekitar 17 km arah Utara dari Stasiun Kalibaru, menuju perkampungan Jati Pasir yang searah dengan jalur menuju Air Terjun Tirto Kemanten. Setelah sampai di kampung/kompleks yang bernama Petak 14, Anda tinggal bertanya kepada penduduk setempat letak Air Terjun Setaman.

Akses jalan menuju air terjun Setaman berupa jalan makadam/berbatu, karena memang masih alami. Untuk mencapai  lokasinya dapat menggunakan sepeda motor atau mobil jeep, jaraknya sekitar 2 km dari perkampungan, dan  kendaraan bisa diparkir di rumah Pak Elok yang merupakan penemu air terjun tersebut.

Demikianlah sekilas tentang wisata air terjun yang berada di Kabupaten Banyuwangi. Diperkirakan masih banyak lagi lokasi air terjun lain yang keberadaannya belum dipublikasikan atau belum diketahui karena terletak di tempat tersembunyi yang sulit terjangkau.

Artikel BANYUWANGI BAGUS Lainnya :

1 komentar:

  1. makasih min infonya tentang air terjun lengkap banget tp gak saya baca semua soalnya terlalu panjang, tapi overall keren (y)

    BalasHapus

Scroll to top